Kuliner Jogja

Bubur Gudeg Mercon Tamsis: Kuliner Malam Pedas Manis di Jantung Jogja

Di tengah kota yang tak pernah benar-benar tidur, malam hari di warung Gudeg Tamsis Bu Ari justru menjadi saat di mana kehidupan terasa paling hangat.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
MG Shafira Puti Krisnintya
Penjual Bubur Gudeg Mercon Tamsis Bu Ari sedang melayani pesanan pembeli, Selasa (28/10/2025) malam, di sudut trotoar Jalan Tamansiswa. 

Tribunjogja.com Jogja - Hujan baru saja reda ketika aroma pedas manis dari dapur tenda kecil di sudut trotoar Jalan Tamansiswa Yogyakarta itu mulai merebak masuk ke lubang hidung. Ya itu adalah aroma  Bubur Gudeg Mercon Tamsis.

Di bawah cahaya lampu temaram, seorang ibu penjual gudeg tampak sibuk mengaduk bubur panas dan mengisi piring berlapis daun pisang dengan isian gudeg mercon yang masih mengepul.

“Biasanya makin malam makin rame,” kata Ari, penjual Bubur Gudeg Mercon Tamsis, sambil tersenyum, Selasa 28 Oktober 2025.

Di tengah kota yang tak pernah benar-benar tidur ini, malam hari di warung miliknya justru menjadi saat di mana kehidupan terasa paling hangat.

Di antara sekian kuliner gudeg Jogja yang disajikan di malam hari, warung gudeg milik Bu Ari menawarkan varian nasi dan bubur gudeg yang dilengkapi dengan topping sambal krecek dan oseng koyor mercon.

Rasa manis gudeg yang dipadukan dengan rasa pedas dari sambal krecek dan oseng koyor mercon menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan yang berdatangan.

“Sudah langganan saya. Kalau malem-malem sudah ndak ada kerjaan, pasti selalu ajak teman kesini. Ya biasanya lesehan (di tikar), ngobrol-ngobrol, kadang ndak terasa sampai warungnya sudah mau tutup,” ungkap Jati, salah satu pelanggan, sembari menunggu bubur gudegnya disajikan.

Baca juga: Mencicipi Gudeg Bonggol Gedhang, Kuliner Otentik Gunungkidul Warisan Budaya Nasional

Sajian Bubur Gudeg Mercon
Sajian menu lauk pauk Bubur Gudeg Mercon Tamsis Bu Ari untuk menjadi pilihan pembeli, Selasa (28/10).

Apabila hujan melanda di malam hari, biasanya warung tetap ramai pesanan melalui aplikasi pesan-antar.

Tidak jarang Ari membagikan seporsi gudeg untuk driver yang mengambil pesanan online.

“Kalau tidak hujan ya setiap jam 12 malam itu mesti ada langganan yang datang rame-rame. Jadi sampai sudah hafal orang-orangnya, setiap hari jam 12 baru datang,” ujar Ari sambil terkekeh.

Selama berjualan bubur gudeg mercon, Ari selalu ditemani berdua oleh suaminya, kadang apabila tidak sibuk putrinya akan datang membantu.

Buka mulai ba’da maghrib hingga dini hari, Warung Gudeg Bu Ari menjual setidaknya 30-40 porsi setiap harinya.

Baca juga: Angkringan Mak Nyak Bantul Tempat Singgah Pesepeda dan Pemburu Kuliner Malam

"Pernah waktu itu stok lauk, nasi dan bubur sampai habis, bisa sampai 50 porsi. Tapi 'kan ya nggak mesti tho," ucapnya.

Harga bubur gudeg mercon ini cukup terjangkau, mulai dari harga Rp 15 ribu sudah bisa mencicipi sepiring bubur gudeg hangat dengan telur bebek atau ayam suwir, tentunya sudah disertai sambal krecek dan oseng mercon. (MG Shafira Puti Krisnintya)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved