Kemendagri: DIY Mampu Jaga Kondusivitas lewat Pola Keamanan Berbasis Budaya
Restuardy menegaskan, keterlibatan warga DIY dalam menjaga stabilitas sosial menjadi kekuatan yang menonjol.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Kementerian Dalam Negeri menilai DIY berhasil menjaga keseimbangan sosial melalui pendekatan kultural. Apresiasi pun diberikan karena pola keamanan yang melibatkan masyarakat dipandang bisa menjadi model nasional.
Penilaian tersebut disampaikan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud dalam pertemuan dengan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Jumat (12/9/2025).
Pertemuan turut dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DIY.
Restuardy menegaskan, keterlibatan warga DIY dalam menjaga stabilitas sosial menjadi kekuatan yang menonjol.
“Gerakan pasar murah, kegiatan sosial, dan penguatan peran Jaga Warga terbukti efektif. Partisipasi warga DIY luar biasa, bahkan bisa dijadikan model nasional,” tegasnya.
Kemendagri mencatat sejumlah indikator positif keberhasilan DIY, mulai dari stabilnya harga kebutuhan pokok, kondusifnya iklim investasi dan pariwisata, hingga kuatnya solidaritas masyarakat bersama aparat. Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa DIY mampu membangun ketahanan sosial yang kokoh di tengah dinamika nasional.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyampaikan terima kasih atas apresiasi Pemerintah Pusat. Ia menilai, pengakuan tersebut menjadi dorongan untuk memperkuat pola keamanan berbasis budaya sekaligus memperluas keterlibatan masyarakat.
“Kearifan lokal itu kami jaga dengan melibatkan masyarakat. Program Sapa Aruh yang dilakukan Gubernur bersama Forkopimda menjadi cara efektif untuk menyampaikan informasi kepada warga,” ujarnya.
Sri Paduka menambahkan, pengalaman menghadapi erupsi Merapi memberi pelajaran penting bagi DIY dalam membangun komunikasi publik.
“Kami terbiasa menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami. Dari situ terbentuk komunitas tangguh yang justru menjadi perekat sosial DIY,” jelasnya.
Ia menekankan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan. Dukungan TNI, Polri, dan organisasi masyarakat seperti Jaga Warga maupun Jaga Boro berperan penting dalam menjaga keamanan wilayah.
“Kamilah yang harus pandai merekatkan semua elemen agar bersatu,” tandasnya.
Menurut Paku Alam X, skala wilayah DIY yang relatif kecil dengan empat kabupaten dan satu kota juga memberi keuntungan tersendiri.
“Masyarakat kami posisikan sebagai subyek, bukan sekadar obyek. Dengan begitu, dialog dan partisipasi lebih mudah terbangun,” ungkapnya.
Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Bambang Sujarwo menyampaikan jajaran TNI di DIY terus bersinergi dengan masyarakat.
Danais Dongkrak Infrastruktur, Budaya, dan Ekonomi Lokal DIY |
![]() |
---|
Pinsar Jateng-DIY Sambut Baik Program SPHP Jagung, Harga Pakan Lebih Murah |
![]() |
---|
152 Stan Kuliner Tradisional Meriahkan Pasar Kangen ke-20 di TBY, 18–24 September 2025 |
![]() |
---|
Kunjungi Sleman, Kemendagri Dorong Siskamling Dihidupkan Kembali |
![]() |
---|
Valuasi Ekonomi Kelelawar Capai Rp9 Miliar per Tahun, Pemerintah Diminta Serius Lindungi Karst |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.