Sikeling dan Showroom Gapura, Inovasi Pelayanan Publik DIY Yang Mampu Menjangkau Hingga Pelosok

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pelayanan publik tampil dalam wajah yang lebih dekat, adaptif, dan menyentuh kebutuhan masyarakat secara nyata. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Dok istimewa
DANA KEISTIMEWAAN : Paniradya Pati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, bersama narasumber dari SLB Negeri Pembina dan BPTTG DIY dalam Rembag Kaistimewan, Kamis (31/7/2025). Para narasumber membahas dua inovasi layanan publik berbasis Dana Keistimewaan Showroom Gapura untuk siswa disabilitas dan layanan keliling teknis “Sikeling” untuk pelaku IKM. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA  - Inovasi pelayanan publik kini tak lagi sekadar wacana administratif. 

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pelayanan publik tampil dalam wajah yang lebih dekat, adaptif, dan menyentuh kebutuhan masyarakat secara nyata. 

Dua program menonjol menjadi contoh yakni Sikeling, mobil layanan teknis keliling untuk pelaku IKM, dan Gapura, showroom karya siswa disabilitas dari SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

Inisiatif ini bukan semata hadir dari pembacaan atas kebutuhan lapangan, tumbuh bersama komunitas, dan didorong oleh Dana Keistimewaan DIY.

Berawal dari ruang seadanya, Gapura—singkatan dari Gerakan Aktif, Kreatif, Produktif, Unggul, Relasi, dan Asli—bertransformasi menjadi showroom profesional yang memajang karya siswa SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

Kepala Sekolah, Nur Khasanah, S.Pd., M.Pd., menyebut showroom ini sebagai “bukti konkret bahwa anak-anak disabilitas juga bisa berkarya dan berkonstribusi secara ekonomi.”

Dibantu Dana Keistimewaan sejak 2023, showroom tersebut kini menjadi etalase berbagai produk: dari tas buatan anak-anak autis hingga batik cap khas bernama batik umpluk, hasil karya siswa yang tidak dapat mencanting secara tradisional. 

Alih-alih menyulam dengan ‘malam’ panas, mereka menggunakan cetakan bambu berukuran sesuai kebutuhan motorik mereka.

Batik Umpluk hasil produksi siswa SLB Negeri Pembina Yogyakarta memiliki ciri khas bentuk bulat berbagai ukuran menyerupai gelembung atau umpluk. 

Batik diproduksi dengan beragam warna dengan ragam kombinasi motif maupun tanpa kombinasi lain. Batik umpluk sudah mendapatkan sertifikat Hak Cipta sebagai batik motif asli SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

Proses pembuatan Batik Umpluk menggunakan teknik membatik yang unik yaitu menggunakan alat cap berupa potongan bambu atau kayu sebagai media cetak motif pada kain. 

Hal ini dilakukan secara sederhana karena mudah, ramah anak, dan hasilnya tetap memiliki nilai estetika seni batik.

Batik Umpluk mengusung corak baru dalam dunia batik sehingga memperkaya keragaman corak batik nusantara.

Batik Umpluk pun telah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual dan memiliki Surat Pencatatan Hak Cipta dengan nomor pencatatan 000148361

“Dulu hanya ruang biasa, sekarang jadi tempat yang layak dan membanggakan. Anak-anak jadi percaya diri, masyarakat juga mulai percaya bahwa produk mereka berkualitas,” ujar Nur dalam Rembag Kaistimewan, Kamis (31/7/2025).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved