Dosen Perempuan dari FMIPA UGM Dapat Penghargaan dari Kampus Osaka setelah Tekuni Riset Bio-Jet Fuel

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi Wega dalam bidang penelitian dan publikasi ilmiah.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.Eng., menerima penghargaan bergengsi The University of Osaka Global Alumni Fellow 

Ia menjelaskan bahwa teknologi bio-jet fuel tidak hanya membutuhkan keahlian sains, tetapi juga dukungan infrastruktur dan kolaborasi dengan industri, khususnya sektor energi.

Sayangnya, belum banyak investor dalam negeri yang melihat potensi ekonomi dari bahan bakar terbarukan ini.

“Kami masih dalam skala laboratorium, padahal untuk skala pilot dibutuhkan dana miliaran rupiah. Tanpa mitra investor, riset bio-jet fuel akan berhenti di lab saja,” tambahnya.

Di tengah tantangan tersebut, Wega tidak henti berkontribusi bagi dunia ilmu pengetahuan.

Hingga kini, ia telah menerbitkan 153 artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi dengan total 1.273 sitasi dari 748 dokumen dan memiliki indeks-h Scopus sebesar 19.

Ia juga memiliki 108 kekayaan intelektual, di antaranya 20 telah tersertifikasi, serta menulis 10 buku referensi dan 5 bab buku.

Di samping kegiatan akademik, ia aktif dalam 32 kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan menjabat sebagai penilai jabatan akademik dosen tingkat nasional serta reviewer untuk berbagai program riset.

Penghargaan yang diterimanya di Osaka menjadi satu dari sekian pencapaian yang mengukuhkan posisinya sebagai ilmuwan unggul.

Wega sebelumnya menerima sejumlah penghargaan, antara lain Dosen dan Peneliti Terbaik FMIPA UGM (2022), Publikasi Terbaik tingkat UGM (2022), Peringkat Tertinggi SINTA UGM (2022), tercantum dalam daftar 2 persen ilmuwan terbaik dunia versi Stanford University (2023), Anugerah UGM Award Kategori Tridarma (2023), serta Insan Berprestasi UGM Kategori Penelitian Terbaik (2024).

Sebagai perempuan di dunia sains yang masih didominasi laki-laki, Prof. Wega turut memberi catatan penting mengenai pentingnya akses dan dukungan yang setara.

Ia menilai bahwa meskipun jumlah perempuan ilmuwan masih belum seimbang, peran mereka kini mulai mendapat tempat yang lebih baik, termasuk di negara-negara maju.

Menurutnya, perempuan harus diberi ruang yang lebih luas karena mereka menjalankan peran ganda, baik di ranah profesional maupun domestik.

“Miliki mimpi. Jangan takut bersaing. Dunia sains itu tidak hanya butuh kecerdasan, tapi juga kesabaran, ketelitian, dan kepekaan melihat hal-hal baru yang belum banyak diperhatikan,” ucapnya.

Wega menilai dukungan UGM sangat penting dalam mendukung riset dan kolaborasi internasional yang ia lakukan.

Ia menyebut insentif yang diberikan universitas bagi dosen dengan publikasi internasional telah menjadi pemacu semangat untuk terus produktif.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved