Masyarakat Didorong Rencanakan Kehamilan untuk Cegah Stunting
Masyarakat di DIY diajak untuk merencanakan kehamilan. Tujuannya untuk mencegah stunting pada anak.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Masyarakat di DIY diajak untuk merencanakan kehamilan. Tujuannya untuk mencegah stunting pada anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumadi mengatakan untuk mencegah stunting calon ibu tidak boleh terlalu muda, terlalu tua, hingga jarak kehamilan terlalu rapat. Untuk itu hamil perlu direncakan.
“Karena stunting itu kan kondisi dimana berat badan dan tinggi badan tidak sesuai standar kesehatan, dan mengalami masalah karena kondisi tersebut. Yang stunting ini ketika besar tumbuh kembangnya terhambat, perkembangan otak kurang optimal, dan nanti akan berdampak juga pada kesehatan,” katanya, Rabu (06/11/2024).
Ia menyebut angka stunting di DIY masih terbilang tinggi dan merata di kabupaten/kota. Untuk itu, upaya pencegahan harus dilakukan, sehingga ada intervensi yang tepat.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan, DP3AP2 DIY Tambah 8 Desa Prima Tahun Ini
Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin. Sehingga sejak usia remaja, pelajar di DIY harus mendapatkan pengetahuan, salah satunya dari kesehatan reproduksi.
Sebab kehamilan di usia muda sangat berpotensi melahirkan bayi stunting.
Selain organ reproduksi yang belum siap, belum ada kesiapan mental, ekonomi, hingga pengetahuan yang cukup untuk membesarkan anak.
“Tidak hanya dari remaja, sebelum menikah juga perlu mendapatkan pengetahuan. Ada pemeriksaan kesehatan juga, tujuannya untuk memastikan kondisinya sehat. Kalau anemia, bisa segera tertangani dulu. Sehingga ketika hamil itu, ibu dalam kondisi sehat dan tidak anemia,” terangnya.
Untuk mencegah stunting, 1.000 hari pertama kehidupan anak sangat penting, dimulai ketika ibu mengandung.
Sehingga nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil harus diperhatikan. Ibu hamil juga harus rutin memeriksakan kehamilannya.
Ketika melahirkan, ibu juga harus memperoleh nutrisi yang seimbang untuk memberikan ASI. Setelah bayi berusia enam bulan, nutrisi dalam memberikan MPASI juga perlu diperhatikan.
“Sehingga ibu membutuhkan support system yang baik, dari suaminya, dari keluarganya, dan dari lingkungannya. Kalau memang suaminya karena sibuk bekerja tidak bisa memperhatikan nutrisi istrinya, cari bantuan, bisa ke keluarga, atau bahkan mengakses layanan konsultasi ke kami,” paparnya.
Ada keluarga rentan mengalami stunting, pertama adalah kondisi kesehatan ibu yang buruk, seperti anemia maupun penyakit pernyerta lainnya.
Selain itu juga kemampuan keluarga dari sisi ekonomi untuk menyedikan nutrisi gizi.
Sementara itu, Anggota DPRRD DIY, Rita Nurmastuti mengungkapkan saat ini ada banyak cara untuk merencakan kehamilan.
Program Genting Perkuat Penanganan Stunting di Sleman |
![]() |
---|
Pemkab Bantul Gencarkan Kampanye Pencegahan Stunting |
![]() |
---|
Podcast Spesial Peluncuran Fakultas Kedokteran UAJY : Wali Kota Yogya Tekankan Pencegahan Stunting |
![]() |
---|
Wabup Sleman Minta Kapanewon Susun Bagan Prioritas, Agar Penanganan Stunting Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dinkes Gunungkidul Gandeng Sekolah dalam Upaya Pencegahan Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.