Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan, DP3AP2 DIY Tambah 8 Desa Prima Tahun Ini

Desa prima merupakan langkah DP3AP2 DIY untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam kelompok rentan.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY menambah 8 desa prima tahun ini.

Dengan demikian, saat ini desa prima sudah ada di 157 desa.

Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan pihaknya memang berupaya menambah jumlah desa prima.

Sebab desa prima merupakan langkah DP3AP2 DIY untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam kelompok rentan.

“Kami selalu berupaya untuk menambah (desa prima). Saat ini desa prima sudah ada di 157 desa, tahun ini sudah tambah 8,” katanya, Jumat (30/08/2024).

Ia menerangkan kelompok rentan adalah masyarakat miskin, kepala keluarga perempuan baik yang suaminya meninggal atau cerai, disabilitas perempuan, perempuan eks lapas, perempuan dengan anggota keluarga ODGJ, dan perempuan penyintas kekerasan klien DP3AP2 DIY.

Menurut dia, perempuan dengan kelompok rentan biasanya ekonominya terganggu, sehingga pendekatan yang dilakukan oleh DP3AP2 DIY adalah ekonomi. 

“Pintu masuknya di ekonomi, karena itu yang paling menarik ibu-ibu untuk bergabung,” terangnya.

Melalui desa prima yang dibiayai dana keistimewaan, kelompok rentan mendapatkan pendampingan dan pelatihan.

Dengan demikian, kelompok rentan dapat membuat produk dan bisa mengangkat kualitas hidup anggota binaaan.

Ia menyebut hampir semua produk anggota binaan desa prima sudah terintegrasi dengan SiBakul.

Sehingga promosinya semakin luas, bahkan hingga mancanegara.

“Selain itu, ada beberapa kelompok dalam bentuk yang lebih luas menuju industri. Dengan dana keistimewaan difasilitasi dapur produksi bersama, showroom, sekaligus peralatan yang lebih lengkap. Harapannya kelompok yang menuju industri ini semakin banyak,” ujarnya.

Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho menambahkan dana keistimewaan diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat.

Ia menyebut program desa prima berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat, bahkan ada yang omzetnya mencapai Rp200 juta per bulan.

“Ada desa prima di Gunungkidul yang produknya sangat murah tapi kualitasnya bagus. Produknya bolu kelapa, harga jualnya cuma Rp1.000. Kemarin anggota Fordasi juga dikenalkan, dan akhirnya memesan ribuan,” imbuhnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved