Keracunan MBG

Bupati Endah Marah saat Sidak SPPG Penyebab Ratusan Siswa di Gunungkidul Keracunan MBG

Dalam sidak itu, Bupati Endah menegaskan kemarahan sekaligus keprihatinannya atas insiden yang menyangkut keselamatan anak-anak.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
BUPATI MARAH: Bupati Gunungkidul saat sidak Dapur SPPG Planjan Saptosari, pada Rabu (29/10/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur SPPG Planjan, Kapanewon Saptosari, pada Rabu (29/10/2025).

Sidak ini dilakukan menyusul dugaan kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa  penerima program makan bergizi gratis (MBG) tersebut.

Dalam sidak itu, Bupati Endah menegaskan kemarahan sekaligus keprihatinannya atas insiden yang menyangkut keselamatan anak-anak.

“Saya marah, ini menyangkut keselamatan anak-anak kita. Kalau di lapangan terjadi sesuatu seperti ini, pemerintah daerah tidak akan tinggal diam,” ujarnya disela sidak tersebut.

Dirinya tidak menampik, program MBG merupakan program nasional Presiden yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh pemerintah daerah karena berada di bawah regulasi tingkat nasional melalui peraturan presiden.

Namun, ia menekankan bahwa pelaksanaannya di lapangan harus disertai pengawasan dan kepatuhan penuh terhadap standar kebersihan serta keamanan pangan.

“Peraturan presiden itu aturan yang tinggi, dan kami akan menaati. Tetapi jika terjadi hal-hal seperti ini, kami harus tegas. Ini menjadi koreksi dan evaluasi bersama,” ujarnya.

Dirinya pun mengingatkan pentingnya dapur MBG di seluruh kabupaten memperbaiki manajemen dan memastikan proses pengolahan makanan dilakukan secara higienis.

Ia meminta seluruh kepala dapur dan juru masak agar bekerja dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab.

“Masak itu harus pakai bounding, pakai perasaan. Kalau dalam hati ada rasa tidak layak, lebih baik jangan diberikan. Ini bukan sekadar memasak, tapi soal nyawa anak-anak,” katanya.

Dia menuturkan kasus dugaan keracunan MBG kali ini menjadi yang terbanyak selama pelaksanaan program tersebut.

Pihaknya pun menyebut kejadian keracunan seakan menjadi teror yang menakutkan bagi pihaknya lantaran di tengah kondisi fasilitas kesehatan yang tidak memadai. 

"Ini sudah menakutkan dan ini menjadi teror bagi kami yang segala sesuatunya banyak keterbatasan. Kita tahu rumah sakit, ambulans, sumber daya medis masih sangat kurang. Jadi, ini harus menjadi cambuk bagi kepala dapur dan juru masak di dapur SPPG yang ada di Gunungkidul, agar kejadian ini tidak terulang lagi," ujarnya. 

Sementara itu, pihak Dapur SPPG Planjan tidak bersedia memberikan pernyataan terkait kejadian dugaan kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa tersebut (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved