Kisah Peraih Apresiasi Satu Indonesia Award Asal Gunungkidul: Lidah Buaya Harapan Baru di Jeruk Legi
Panas terik matahari tak menyurutkan semangat lelaki tua bernama Widodo itu untuk memanen batang-batang lidah buaya yang berukuran jumbo itu.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
SIANG itu lelaki tua tampak bersemangat memanen batang-batang lidah buaya atau aloe vera di tengah kebunnya.
Panas terik matahari tak menyurutkan semangat lelaki tua bernama Widodo itu untuk memanen batang-batang lidah buaya yang berukuran jumbo itu.
Sementara istrinya, Sumarni sibuk menyiapkan wadah untuk tempat batang lidah buaya sebelum diolah menjadi aneka minuman.
Selesai memanen, Widodo itu mulai mengolah batang-batang lidah buaya menjadi bahan baku aneka minuman yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan menggunakan pisau tajam, Widodo mengupas kulit lidah buaya dan mengambil dagingnya.
Kemudian daging lidah buaya itu dicuci untuk menghilangkan lendirnya sebelum direndam air selama 12 jam. Setelah itu, giliran Sumarni yang mulai mengolah daging lidah buaya menjadi aneka jenis minuman.
Sosok suami istri itulah yang menjadi inspirasi bagi Alan Efendhi untuk pulang kampung dari perantauan dan mengembangkan usaha budidaya dan pengolahan lidah buaya. Lidah buaya yang dianggap tak bernilai itu diolahnya menjadi aneka produk minuman yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Tak hanya mampu meningkatkan perekonomian keluarga Alan, namun usaha budidaya dan pengolahan lidah buaya itu mampu membantu masyarakat di Dusun Jeruklegi, Kalurahan Katongan, Nglipar, Gunungkidul itu menjadi berdaya.
Pemuda kampung itu bahkan berhasil meraih penghargaan baik itu tingkat lokal hingga nasional. Salah satunya Alan menjadi penerima penghargaan SATU Indonesia Award 2023 bidang kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Astra Indonesia.
Perjalanan Alan untuk mengembangkan usaha budidaya dan pengolahan lidah buaya ini dimulai sekitar 10 tahun yang lalu. Pemuda kelahiran 16 Juli 1988 itu menceritakan awal mula dirinya merintis usaha budidaya dan pengolahan lidah buaya.
Alan menyebut kedua orang tuanya lah yang menginspirasi dirinya untuk pulang ke kampung kelahirannya dan mengembangkan usaha budidaya dan pengolahan lidah buaya.
"10 tahun lalu tepatnya 2014, saya memutuskan pulang kampung untuk mendampingi orangtua. Sewaktu merantau dan hanya bisa pulang setahun sekali, menjadi sebuah pukulan ketika melihat orangtua semakin bertambah banyak ubannya. Itu alasan utama saya kembali ke kampung halaman," katanya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu yang lalu.
Sebelum memutuskan untuk benar-benar pulang kampung, Alan mengaku sudah memikirkan usaha apa yang akan dikembangkannya. Yang ada di pikirannya saat itu adalah usaha di bidang pertanian.
Namun Alan mengakui, untuk mengembangkan sektor pertanian di Dusun Jeruklegi bukan lah hal yang mudah. Sebab, lahan-lahan yang ada di kampung halamannya itu merupakan lahan tadah hujan yang hanya bisa ditanami saat musim penghujan saja.
Alan pun berfikir keras mencari informasi di internet mengenai tanaman yang bisa dikembangkan di lahan kurang subur dan tidak mengenal musim. Saat itu lulusan SMK mesin itu mulai mengerucutkan beberapa alternatif tanaman yang akan dikembangkannya saat pulang kampung. Di antaranya anggur, papaya California, buah naga dan lidah buaya.
Setelah melalui sejumlah pertimbangan dan mencari informasi di internet, Alan akhirnya memilih untuk mengembangkan lidah buaya. “ Dari keempat alternatif itu, saya akhirnya memilih aloevera atau lidah buaya. Tanaman ini cocok di suhu ekstrem seperti di Gunungkidul ini, yang panas dan gersang,”jelasnya.
Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 19,66 Persen |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Harap PORDA DIY 2025 Jadi Ajang Pembinaan Atlet Berkelanjutan |
![]() |
---|
Gunungkidul Butuh Investor untuk Pembangunan SPBN di Pantai Sadeng |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Atasi Masalah Narkoba, Ini Langkah Pemkab Gunungkidul dan BNNP DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.