Kisah Peraih Apresiasi Satu Indonesia Award Asal Gunungkidul: Lidah Buaya Harapan Baru di Jeruk Legi
Panas terik matahari tak menyurutkan semangat lelaki tua bernama Widodo itu untuk memanen batang-batang lidah buaya yang berukuran jumbo itu.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Lidah buaya menurut Alan memiliki peluang yang besar, selain perawatannya mudah, produk lidah buaya ini bisa masuk ke industri.
Setelah yakin ingin mengembangkan lidah buaya, Alan akhirnya benar-benar pulang kampung pada 2014 silam dan memulai usahanya. Lidah buaya yang ditanamnya pun dipilih dari varietas yang unggul yakni Chinensis Barker dan Barbadenis Miller. Kedua varian itu memiliki kelebihan karena berdaging tebal, ukurannya jumbo dan bisa masuk ke sektor industri.

Hadapi Banyak Kendala
Perjuangan Alan untuk mengembangkan usaha budidaya dan pengolahan lidah buaya tak mudah. Banyak tantangan yang dihadapinya. Bibit lidah buaya yang dibelinya dari luar kota kemudian langsung ditanamnya di lahan miliknya. Untuk bisa dipanen, tanaman lidah buaya minimal harus berusia 1 tahun.
Setahun menanam lidah buaya, pada 2015, Alan mulai panen. Saat itu dia mulai memproduksi minuman berbahan baku daging lidah buaya. Awalnya dia membuat minuman aloe vera yang dibungkus plastik biasa dan diikat karet.
Kemudian produk minuman itu dijualnya dengan cara dititipkan ke warung dan kantin sekolah di sekitar tempat tinggalnya. Untuk memperluas jangkauan pemasaran, dia juga menitipkan kepada pedagang sayur keliling.
Namun saat itu minuman yang dibuatnya hanya mampu bertahan selama tiga hari. Dia pun berfikir keras bagaimana mengolah lidah buaya menjadi minuman yang mampu bertahan lama. Kegagalan demi kegagalan pun dialaminya. Tetapi hal itu tidak membuatnya patah semangat untuk terus mengembangkan usahanya.
Sekitar tiga tahun kemudian, tepatnya mulai 2018, Alan mulai memperbaiki kualitas minuman lidah buayanya. Beruntung, Alan mendapatkan pendampingan dari Pemkab Gunungkidul dan Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN).
Dengan dukungan dari Pemkab Gunungkidul dan BRIN, produk minuman lidah buaya dengan brand “Rasane Vera” akhirnya dikemas menjadi lebih baik. Tak hanya itu, jika sebelumnya hanya mampu bertahan selama tiga hari, kini mampu bertahan hingga enam bulan.
Perlahan namun pasti, produk minuman “Rasane Vera” mulai merambah ke sejumlah toko oleh-oleh yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ketekunan Alan mengembangkan tanaman lidah buaya berbuah manis. Alan mampu mengangkat perekonomian keluarganya.
Tak hanya itu, pemuda asal pinggiran Gunungkidul itu juga mampu memberdayakan masyarakat sekitarnya, bahkan hingga luar daerah. Ibu-ibu rumah tangan di sekitar tempat tinggalnya kini turut menanam lidah buaya dan hasil panenanya diserap sepenuhnya oleh Alan untuk memenuhi produksi usahanya.
“Dulu saudara terdekat saya beri bibit, kemudian setelah panen saya serap. Masyarakat tidak perlu dipaksa, kemudian mereka mulai menanam dan hasilnya bisa saya serap juga. Mereka melihat hasil, terlebih aloe vera ini tak perlu menanam di lahan subur, tak perlu banyak perawatan, tidak perlu pestisida karena tidak punya hama fungisida, Saat kemarau, cukup disiram 3-4 hari sekali, pemupukan 6 bulan sekali cukup dengan pupuk kandang,” kata Alan.
Rumah orang tua Alan tak hanya menjadi tempat untuk memproduksi aneka minuman berbahan baku aloe vera saja, namun juga menjadi pusat edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar mengembangkan lidah buaya. Banyak kalangan dari sekolah hingnga kampus bahkan organisasi masyarakat datang untuk belajar mengembangkan aloe vera mulai dari cara menanam hingga menjadi berbagai produk layak jual.
“Masyarakat sekitar, khususnya anak-anak muda di sini saya libatkan jika ada rombongan yang datang ke Aloe Land ini,” kata dia.
Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 19,66 Persen |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Harap PORDA DIY 2025 Jadi Ajang Pembinaan Atlet Berkelanjutan |
![]() |
---|
Gunungkidul Butuh Investor untuk Pembangunan SPBN di Pantai Sadeng |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Atasi Masalah Narkoba, Ini Langkah Pemkab Gunungkidul dan BNNP DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.