Pelatihan Berbasis Kompetensi bagi Perajin Anyaman, Investasi untuk Masa Depan Ekonomi Kreatif DIY

Peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan dan memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan akan mendapatkan sertifikat BNSP. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan Batik Yogyakarta sukses menggelar pelatihan berbasis kompetensi bagi 25 pelaku ekonomi kreatif subsektor kriya dengan fokus pada keterampilan anyaman, Senin (30/9/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan Batik Yogyakarta sukses menggelar pelatihan berbasis kompetensi bagi 25 pelaku ekonomi kreatif subsektor kriya dengan fokus pada keterampilan anyaman. 

Kegiatan yang berlangsung selama lima hari, hingga 4 Oktober 2024 ini, tidak hanya memberikan bekal keterampilan teknis, namun juga memberikan peluang bagi para peserta untuk mendapatkan pengakuan kompetensi secara nasional. 

Ketua Tim Pengembangan Jasa Industri Balai Besar Kerajinan dan Batik, Aan Eddy Antana, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan pelatihan yang tahun ini sudah digelar sebanyak lima kali dengan berbagai macam skema.

"Kami berharap pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan para pengrajin, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk kriya mereka," ujarnya.

Salah satu keunggulan pelatihan ini adalah adanya sertifikasi kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan dan memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan akan mendapatkan sertifikat BNSP. 

"Sertifikat BNSP ini memiliki nilai tambah yang sangat signifikan, karena diakui secara nasional dan internasional. Dengan adanya sertifikat ini, para pengrajin akan lebih mudah dalam memasarkan produknya dan meningkatkan daya saing mereka," tambah Aan Eddy. 

Fokus pada Kompetensi dan Kualitas Pelatihan berbasis kompetensi ini dirancang untuk memastikan bahwa peserta tidak hanya menguasai keterampilan teknis,tetapi juga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai standar kualitas produk, desain, dan pemasaran. 

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas produk-produk Indonesia dan mendukung pengembangan sektor ekonomi kreatif

"Kami berharap ke depannya, pelatihan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai mitra strategis, baik dari pemerintah maupun swasta," ujar Aan Eddy. 

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Lies Dwi Rahmawati menyoroti pentingnya melestarikan dan mengembangkan anyaman serat alam sebagai salah satu warisan budaya yang tak ternilai di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Menurutnya, anyaman serat alam tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga memiliki nilai fungsional yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Tangan-tangan terampil para perajin di DIY telah menghasilkan karya-karya indah yang tidak hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menarik minat wisatawan," ujar Lies. 

Baca juga: Ciptakan Alat Uji DNA Babi, UAD Raih Best Halal Innovation pada IHYA 2024 Kemenperin RI

Untuk meningkatkan kualitas dan daya saing anyaman serat alam DIY di kancah nasional maupun internasional, pemerintah daerah telah merancang sejumlah strategi. 

Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan berbasis kompetensi kepada para perajin. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam menciptakan produk-produk anyaman yang inovatif dan berkualitas. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved