Nyala Api Kotoran Sapi: Melihat dari Dekat Warga Cangkringan Sleman Hasilkan Energi, Kurangi Emisi

Warga Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk menghidupkan kompor

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Ahmad Syarifudin
Dewi Astuti warga Balong Wetan, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta sedang memasak menggunakan api biru yang bersumber dari biogas hasil pengolahan kotoran sapi. 

Kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca dari praktik baik di sektor peternakan ini, gaungnya tidak begitu terdengar, namun nyatanya dapat membantu upaya penyelamatan Bumi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Epiphana Kristiyani mengatakan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat.

Sebab, tingginya feses sapi apabila tidak diolah maka dapat menyebabkan polusi udara karena mengandung gas metana (CH4) yang menghasilkan efek gas rumah kaca.

Jika dibuang sembarangan, hal ini bakal berdampak buruk, bukan hanya terhadap lingkungan sekitar melainkan juga bagi Bumi. 

"Kotoran sapi menghasilkan gas metan, gas metan jika diolah, artinya kan tidak dibuang percuma. Jika dibuang percuma menghasilkan gas rumah kaca. Jika dimanfaatkan maka menjadi energi alternatif. Jadi lingkungan menjadi lebih bersih, karena tidak banyak gas metan yang kemana-mana," kata Epi.

Mandiri Energi

Periset Utama dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr.rer.nat. Neni Sintawardani mengungkapkan, mengolah kotoran sapi menjadi biogas merupakan langkah kecil yang berdampak besar untuk penyelamatan bumi dari perubahan iklim.

Sebab, mampu menekan emisi gas rumah kaca yang menjadi penyumbang utama pemanasan global dan perubahan iklim yang kini sedang dialami bumi. 

Panas yang masuk tak bisa keluar dan terus-menerus memantul di bumi menjadikan suhu bumi menjadi lebih hangat.

Menghangatnya suhu global tersebut berdampak pada perubahan kondisi lingkungan bumi, terutama kekacauan pola cuaca dan iklim.

"Kalau (kotoran sapi) tidak diolah, akan merugikan banyak pihak karena kotoran itu akan mendarat dimana-mana kan?. Bisa di air atau tergeletak begitu saja. Kotoran sapi itu mengandung bakteri anaerobik yang bisa menghasilkan gas metana," jelas Neni.

Gas metana atau CH4, merupakan gas rumah kaca utama yang berpotensi menyebabkan pemanasan global 25 kali lebih besar dibanding karbon dioksida atau CO2 pada jumlah yang sama dalam periode 100 tahun.

Sederhana Tapi Berdampak Besar 

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengapresiasi warga Balong Wetan, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman yang melakukan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas untuk kebutuhan memasak setiap hari.

Ia mengaku senang, karena praktik baik tersebut meskipun sederhana namun berdampak besar. 

"Senang sekali melihat warga Umbulharjo bisa memanfaatkan biogas. Ini solusi sederhana tapi dampaknya besar, terutama untuk menghemat pengeluaran masyarkat," kata Kustini, Senin (12/8/2024). 

Inovasi serupa, kata dia, sebenarnya sudah banyak diaplikasikan di Sleman. Di mana banyak wilayah lain juga telah sukses memanfaatkan biogas untuk berbagai kebutuhan.

Kustini pun mendorong agar inovasi serupa bisa diterapkan masyarakat di seluruh wilayah. Bupati perempuan pertama di Sleman ini menekankan bahwa peran masyarakat sangat penting dalam keberhasilan inovasi ini. 

"Penggunaan biogas ini menunjukkan bahwa warga Sleman sangat kreatif dalam berinovasi. Kami di Pemerintah akan terus mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini agar semakin banyak kalurahan yang bisa memanfaatkan," ungkap dia. 

Semakin meluasnya adopsi teknologi biogas di Sleman, Bupati berharap hal ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memaksimalkan potensi limbah menjadi sumber energi yang bermanfaat. 

"Ini juga jadi contoh nyata bagaimana limbah bisa diolah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat, dan kita akan terus mendorong pengembangan teknologi ini di lebih banyak kalurahan," kata Bupati.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved