Nyala Api Kotoran Sapi: Melihat dari Dekat Warga Cangkringan Sleman Hasilkan Energi, Kurangi Emisi

Warga Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk menghidupkan kompor

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Ahmad Syarifudin
Dewi Astuti warga Balong Wetan, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta sedang memasak menggunakan api biru yang bersumber dari biogas hasil pengolahan kotoran sapi. 

Suara pemantik api berbunyi. Kompor yang telah dibuka aliran gasnya menghasilkan nyala api berwarna biru.

Nyala apinya tak berbeda jauh dengan kompor elpiji. Padahal kompor yang dipakai Dewi Astuti, warga Balong Wetan, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta itu berasal dari biogas hasil pengolahan kotoran sapi.

Penggunaan gas alami ini mampu menghemat pengeluaran, terutama ketergantungan membeli gas tabung elpiji tiga kilogram. 

"Kalau tidak pakai biogas, biasanya dalam satu bulan membutuhkan gas elpiji 3 kilogram 4 tabung. Sekarang, paling hanya beli satu tabung, buat jaga-jaga aja. Harga satu tabung elpiji di sini Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu. Ya, sebulan kira-kira bisa menghemat Rp 60 ribuan," kata Dewi. 

Sudah lebih dari satu dekade perempuan 42 tahun itu, bersama ayahnya, Naryo Sutrisno menggunakan biogas.

Menurut dia, memasak pakai biogas hampir sama dengan gas elpiji, tidak ada beda. Malah, justru pakai biogas memiliki beberapa keuntungan. Sebab, selain lebih menghemat pengeluaran juga lebih efektif dan cepat. 

"Karena keluar apinya besar. Jadi kalau buat masak cepat," katanya.

Dewi mengandalkan biogas untuk memasak segala macam kebutuhan. Mulai dari menggoreng, masak sayur hingga masak air. 

Praktik baik pemanfaatan biogas untuk memasak bagi warga Kalurahan Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta ini telah dilakukan sejak lama.

Bukan hanya di Padukuhan Balong Wetan, namun juga tersebar di sejumlah Padukuhan lainnya. 

Kepala Seksi Kesejahteraan (Ulu-ulu) Kalurahan Umbulharjo, Sugeng Sunarto mengungkapkan, pengolahan kotoran sapi menjadi biogas di wilayahnya telah dilakukan oleh warga di beberapa padukuhan.

Selain Balong Wetan, juga dilakukan sebagian warga di Gondang, Plosorejo, Karanggeneng dan Padukuhan Gambretan.

Warga memanfaatkan gas alami itu untuk kebutuhan memasak di dapur. Namun belakangan, seiring jumlah ternak berkurang dan intalasi rusak sebagian warga tidak melanjutkan kegiatan pengolahan ini. 

"Dulu banyak, sekarang sudah banyak yang tidak fungsi," katanya. 

Kendala 

Nyala Api Kotoran Sapi: Melihat dari Dekat Warga Cangkringan Sleman Hasilkan Energi, Kurangi Emisi2
Proses pengadukan kotoran sapi yang sudah tercampur dengan air sebelum dimasukkan ke biogester, untuk memproduksi biogas..
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved