BPBD Bantul Sebut Tiga Titik di Dua Kapanewon Telah Lakukan Permintaan Dropping Air Bersih
BPBD Bantul tetap melakukan pemetaan terhadap wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan dan penurunan debit air.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mencatat tiga titik yakni Kebosungu II dan Muntuk di Kapanewon Dlingo, serta Pondok El Muna Q di Kapanewon Pajangan, telah meminta dropping air bersih sejak sekitar dua sampai tiga minggu yang lalu.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, berujar Kebosungu II dan Muntuk sempat meminta dropping air bersih lantaran mesin pompa di sana rusak dan masih dilakukan perbaikan hingga saat ini.
"Jadi di sana minta dropping air bersih bukan karena kondisi air tanah yang abis atau debit air menipis, tetapi memang karena di sana sempat terjadi mesin pompa air yang rusak," paparnya, Selasa (23/7/2024).
Lain halnya untuk Pondok El Muna Q yang meminta dropping air bersih dikarenakan kondisi debit air sumur mereka yang menipis.
Meski begitu, kata Antoni, mereka sudah berjanji untuk membuat sumur baru, sehingga tidak kembali meminta dropping air bersih.
Adapun jumlah dropping air bersih yang diberikan, jelas Antoni berbeda-beda.
Di mana, untuk Kebosungu II baru dilakukan dropping satu tangki berisi sekitar 5.000 liter air bersih.
Baca juga: Masa Sewa Akan Habis, Pasar Seni dan Wisata Gabusan Bantul Akan Dikelola Pemda DIY
Lalu, untuk di Muntuk dilakukan dropping sejumlah empat tangki atau berisi 20.000 liter air bersih.
Dropping air bersih itu diberikan langsung oleh rekan-rekan dari PMI dan Tagana Dinas Sosial Kabupaten Bantul.
"Nah, sejauh ini belum ada lagi permohonan untuk minta dropping air bersih. Artinya, kondisi saat ini masih aman-aman saja. Tapi, mungkin kalau nanti kondisi hari tanpa hujan berlangsung sangat lama, bisa saja berpotensi terjadi permintaan dropping air dalam jumlah yang banyak," paparnya.
Kendati demikian, BPBD Bantul tetap melakukan pemetaan terhadap wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan dan penurunan debit air.
Di mana, pemetaan wilayah itu tersebar di 11 kapanewon di Kabupaten Bantul.
"Pemetaan wilayah itu kami lakukan berdasarkan kondisi musim kemarau pada tahun yang lalu. Beberapa di antaranya ada di Kapanewon Dlingo, Pundong, Imogiri, Piyungan dan sebagainya," urai Antoni.
Di lain sisi, pihaknya saat ini belum ada wacana mengeluarkan status siaga darurat kekeringan, walau di kabupaten tetangga sudah ada yang mengalami kekeringan dan terdapat permohonan dropping air yang cukup banyak.
"Kami masih menunggu situasi di lapangan dan update dari BMKG terkait kondisi cuaca. Tapi, kami sudah siapkan personel dan siapkan anggaran menghadapi musim kemarau senilai Rp21,3 juta atau setara 426 tangki yang masing-masing berisi 5.000 liter air bersih," tandasnya.(*)
Lima Desa di Klaten Alami Kekeringan, Warga Minta Kiriman Air Bersih |
![]() |
---|
BPBD Kulon Progo Siapkan 100 Tangki Air Bersih, Dua Wilayah Sudah Ajukan Dropping Air |
![]() |
---|
Batu Raksasa Jatuh dari Atas Bukit di Srimulyo Bantul, Tutup Akses Jalan Kawasan Industri Piyungan |
![]() |
---|
Dampak Hujan Lebat dan Angin Kencang: Ada 21 Kejadian Bencana di Bantul, Kerugian Capai Rp152 Juta |
![]() |
---|
Musim Kemarau, Waspada Potensi Kebakaran Lahan hingga Kekeringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.