BPBD Gunungkidul Pertimbangkan Tak Perpanjang Status Siaga Kekeringan Tahun Ini

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, menjelaskan bahwa pertimbangan ini didasarkan pada kondisi kemarau basah.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Alexander Ermando
STATUS: Foto dok ilustrasi. Salah satu truk tangki milik BPBD Gunungkidul yang digunakan untuk dropping air bersih. BPBD Gunungkidul mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang status siaga darurat kekeringan. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang status siaga darurat kekeringan pada tahun ini. Status siaga tersebut berlaku sejak Maret hingga September 2025.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, menjelaskan bahwa pertimbangan ini didasarkan pada kondisi kemarau basah. Hingga September, hujan masih turun di sejumlah wilayah sehingga kebutuhan droping air berkurang.

“Permintaan droping air menurun, bahkan sampai saat ini belum ada masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan air bersih,” kata Purwono, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, pola cuaca yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya menjadi faktor utama. Jika biasanya pada periode ini permintaan air meningkat, tahun ini justru tidak ada laporan kekurangan air dari masyarakat.

Meskipun begitu, Purwono menambahkan, pihaknya tetap melakukan pemantauan di lapangan untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan cuaca. Namun jika tren hujan berlanjut, BPBD akan menutup masa siaga kekeringan sesuai jadwal tanpa perpanjangan.

"Jadi, tetap situasional. Kami lihat perkembangan cuaca," paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Logistik BPBD Gunungkidul Sumadi menambahkan pihaknya  menyiapkan sebanyak 1.500 tangki air bersih  sebagai langkah preventif guna menghadapi musim kemarau tahun ini.

"Kami siapkan sebanyak 1500 tangki air bersih, dan juga stok air bersih di masing-masing kalurahan," terang dia.

Pihaknya juga menyusun langkah-langkah mitigasi yang difokuskan pada penanganan kekeringan, terutama melalui penguatan distribusi air bersih kepada masyarakat. Hingga, menyosialisasikan edukasi terkait musim kemarau, baik secara langsung maupun digital.

"Betul sampai saat ini, stok air bersih belum terpakai. Meski begitu, kami tetap mengimbau kepada kapanewon segera mengirimkan data kekeringan apabila dibutuhkan droping air untuk masyarakat," pungkasnya (ndg)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved