Isu Sampah Kota Yogyakarta Dibuang ke Bantul, DLHK DIY Minta Kabupaten/Kota Urus Sampah Sendiri
Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo, menjelaskan bahwa saat ini masing-masing kabupaten/kota tengah fokus pada pengelolaan sampahnya sendiri.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Media sosial diramaikan dengan isu pembuangan sampah basah oleh Pemkot Yogyakarta ke wilayah Sanden, Bantul.
Hal ini menimbulkan protes dari para petani Sanden karena mereka dijanjikan kompos, bukan sampah basah yang berbau.
Menanggapi hal ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY meminta kabupaten/kota untuk tidak sembarangan membuang sampah di wilayahnya ke kabupaten/kota lain. Masing-masing daerah harus bisa mengurus sampah yang dihasilkan sendiri.
Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo, menjelaskan bahwa saat ini masing-masing kabupaten/kota tengah fokus pada pengelolaan sampahnya sendiri.
Mereka tengah membangun infrastruktur seperti Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R, alat pemusnah sampah, dan lainnya untuk mengolah sampah pascapenerapan desentralisasi sampah oleh Pemda DIY.
"Kalau kami hanya imbau semisal untuk timbunan sampah di daerahnya diselesaikan di daerah masing-masing dan nggak dialihkan ke daerah lain. Tentunya semua masih sibuk masing-masing menyelesaikan sampahnya sendiri, agar tidak terganggu makanya diselesaikan persoalan sampah di daerah masing-masing," ujar Kusno.
Kusno menegaskan bahwa alih-alih merugikan kabupaten lain, masing-masing pemkab/kota harus bisa secara mandiri mengelola sampah mereka.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Tegaskan Tidak Ada Kerja Sama Pengelolaan Sampah dengan Pihak Swasta di Pundong
Pemda DIY hanya membuka TPA Piyungan sebagai solusi darurat untuk mengangkut 5.000 ton sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta.
Terkait pengosongan 5.000 ton sampah di Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan yang belum selesai dilakukan, Kusno meminta Pemkot untuk terus melanjutkan pengiriman sampah setiap harinya.
Hal ini dikarenakan masih banyak timbunan sampah di depo, TPS, dan ruas-ruas jalan, terutama dengan meningkatnya volume sampah selama libur sekolah dan masuknya puluhan ribu wisatawan ke Yogyakarta.
Proses pengosongan depo besar di kota masih berlangsung dan pengangkutan ke Piyungan terus dilakukan secara bertahap. Kusno menekankan bahwa pengosongan sampah tidak dapat dilakukan dalam satu waktu karena volumenya yang besar.
"Sekarang kan masih proses, pengosongan depo besar yang ada di kota masih dilaksanakan terus dan hari ini masih ada pengangkutan juga ke Piyungan. Diharapkan terus dilakukan secara bertahap, nggak bisa dalam satu waktu karena volumenya besar sekali," pungkasnya. (*)
Soal Penerapan Konsep Waste to Energy untuk Pengelolaan Sampah, Ini Kata Bupati Bantul |
![]() |
---|
Kuliner Hidden Gem di Bantul: Menikmati Perpaduan Udara, Kicauan Burung dan Menu Tradisional |
![]() |
---|
Gotong Royong Berbagai Pihak, Rehabilitasi Dua RTLH Dilakukan di Mantrijeron Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
4 Kasus Pencabulan Dilakukan Oleh Guru di Bantul, Bupati Turun Tangan |
![]() |
---|
Pelajar di Bantul Terciduk Jual 18 Miras Ilegal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.