Berita Jogja Hari Ini
Bagaimana Tumpukan Sampah di Yogyakarta Bisa Sebabkan Perubahan Iklim?
Secara teori, jika ada penumpukan sampah secara besar-besaran, daerah yang di bawah (tumpukan) akan mengalami kekurangan oksigen. Ketika kekurangan ok
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Ini menjadi angka yang cukup besar, mengingat Indonesia juga akan mengalami dampaknya ketika bumi sedang mengalami perubahan iklim.
“Kalau berbicara Indonesia, yang paling besar (menciptakan efek rumah kaca) adalah perubahan tata ruang ya. Misalnya, ada hutan jadi pemukiman atau ada hutan jadi Ibu Kota Nusantara (IKN),” bebernya.
“Itu namanya Afolu atau Agriculture, Forestry and Other Land Use. Itu bisa berdampak sampai 60 persen dan menjadi perubahan iklim. Kemudian, 30 persennya dari energi, misal PLTU membakar batu bara, 20 persen ini dari tumpukan sampah dan 20 persennya lain-lain,” terang dia lagi.
Dengan adanya sampah yang menumpuk itu, Chandra mengingatkan kembali dengan kasus yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005.
Kala itu, TPA Leuwigajah meledak, longsoran sampah menimpa dua desa di Cimahi, yakni Cilimus dan Pojok, menewaskan 157 orang.
TPA Leuwigajah itu masih menggunakan sistem open dumping. Tengah malam, TPA itu diguyur hujan deras.
Akibatnya, konsentrasi gas metana dalam tumpukan sampah meningkat sehingga gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter di TPA Leuwigajah runtuh dan diikuti suara gemuruh besar, bahkan terdengar hingga radius 10 kilometer.
Ribuan ton sampah terjun bebas dan menghantam dua permukiman penduduk yang berada di bawah TPA Leuwigajah.
Ratusan warga Kampung Cilimus dan Kampung Pojok pun tak sempat menyelamatkan diri dan terkubur bersama ribuan ton sampah tersebut.
“Karena Leuwigajah itu, kita jadi punya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari. Hari Sampah kita sudah punya, tapi ya masih gini-gini saja,” katanya.
Status Darurat Sampah DIY
Dikatakannya, penerapan status darurat sampah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) nilai belum mampu menurunkan tingkat produksi sampah di masyarakat.
Ia menilai keberanian Pemda DIY menutup Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tidak dibarengi dengan penguatan sisi tengah dalam sistem pengelolaan sampah.
“Dari produsen, sampah seharusnya diolah dan dipilah di Tempat Pembuatan Sementara (TPS), TPS3R, maupun Bank Sampah (Waste Bank). Sebelum akhirnya masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” paparnya.
Kondisi diperkuat dengan masih rendahnya literasi pemilahan sampah di masyarakat, sehingga mereka menjadikan bagian tengah ini sebagai tempat pembuangan sampah utama.
Kronologi Wisatawan asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Jenazah Ditemukan di Pantai Krakal |
![]() |
---|
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.