Iran Serang Israel
Pakar HI UPNVY Menganalisa yang Dilakukan Iran ke Israel: Serangan Balasan
Serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 20:00 GMT atau pukul 03:00 WIB, Minggu (14/4/2024) dirasa mengagetkan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 20:00 GMT atau pukul 03:00 WIB, Minggu (14/4/2024) dirasa mengagetkan.
Hal ini karena Iran tak pernah benar-benar menyerang Israel secara fisik, meski keduanya kerap kali terlibat konflik sengit.
Menurut Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Amir Saeid Iravani mengatakan, serangan itu merupakan bentuk pembalasan atas apa yang dilakukan Israel.
Baca juga: Libur Lebaran 2024, Ratusan Ribu Wisatawan Padati Destinasi Wisata di Sleman
Israel pernah menyerang Konsulat Jenderal (Konjen) Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 dan menewaskan 13 orang, termasuk jenderal besar Iran, Jenderal Mohammad Reza Zahedi.
Iran pun mengirim surat kepada PBB, memberitahu apa yang mereka lakukan itu untuk membela diri, sebagaimana diuraikan dalam Pasal 51 Piagam PBB.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional (HI), Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta (UPNVY), Ludiro Madu, S.IP., M.Si., menjelaskan, serangan Iran terhadap Israel cukup taktis.
“Iran melakukan serangan itu sebagai tindakan balasan atas serangan Israel ke Damaskus, Suriah. Setelah itu, di malam itu, langsung selesai,” katanya kepada Tribun Jogja, Selasa (16/4/2024).
Ia menambahkan, setelah serangan udara Iran ke Israel selesai, negara lain mulai heboh menyalahkan Iran tanpa mengaitkan serangan Israel ke Suriah di awal bulan ini.
Apalagi, mulai ada rencana Israel akan memberikan serangan balasan kepada Iran.
“Tampaknya Iran tetap mendudukkan persoalan itu sebagai serangan balasan. Dia bisa menahan diri, tapi untuk Israel, Amerika cs itu, pemaknaan serangan ini berbeda,” ungkapnya.
Menurutnya, jika Israel membalas serangan tersebut, konsekuensinya adalah perang yang tereskalasi, tidak hanya dua negara, tapi juga kelompok bersenjata yang ada di Timur Tengah.
Israel, kata dia, juga perlu waspada dengan kemampuan rudal Iran yang bisa menyusup pertahanan negara tersebut.
“Ini juga jadi rumit kalau sampai dibalas lagi karena Iran itu salah satu kekuatan besar di Timteng, penentang Amerika juga dan penganut Syiah, dimana sebagian besar negara Timur Tengah itu penganut Suni,” tutur dia.
Dengan kemampuan militer Iran yang cukup besar dan risiko yang berbahaya, agaknya itu membuat Israel berpikir dua kali jika ingin membalas serangan secara emosional.
| Skenario Terburuk Dampak Konflik Iran-Israel, Dolar Bisa Tembus Rp17 Ribu |
|
|---|
| Israel Balas Dendam ke Iran, Kirim Tiga Drone Kecil ke Isfahan Basis Pangkalan Udara Militer |
|
|---|
| Konflik Iran-Israel: Jokowi Kumpulkan Menteri, Harga BBM Bakal Naik? |
|
|---|
| Dampak Iran Serang Israel: Harga Minyak Dunia Melonjak |
|
|---|
| Buntut Data Inflasi AS dan Ketegangan Timur Tengah, Rupiah Anjlok |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.