Iran Serang Israel

Dampak Iran Serang Israel: Harga Minyak Dunia Melonjak

Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel, harga minyak dunia pada perdagangan Selasa (16/4/2024) kemarin ikut naik

|
Editor: Joko Widiyarso
Twitter-X / HO
Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel, harga minyak dunia pada perdagangan Selasa (16/4/2024) kemarin ikut naik.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 46 sen atau 0,5 persen menjadi US$90,56 per barel. Sementara minyak mentah berjangka WTI AS naik 43 sen atau 0,5 persen menjadi US$85,84 per barel.

Sehari sebelumnya pada Senin (15/4/2024), harga minyak ditutup lebih rendah lantaran dampak serangan Iran pekan lalu ternyata tak separah yang diperkirakan.

Hal ini mengurangi kekhawatiran pasar soal harga minyak. Namun, kemudian Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memanggil kabinet perangnya untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam kemarin.

Sumber pemerintah Israel kepada Reuters mengatakan negaranya tengah mempertimbangkan bagaimana reaksi terhadap serangan langsung Iran yang pertama.

Sontak saja, hal itu menimbulkan kekhawatiran pasar karena tindakan pembalasan dapat berdampak pada pasokan minyak.

Menurut Wakil Presiden Senior Rystad Energy, Jorge Leon, pasar minyak mentah sekarang bersiap menghadapi tanggapan pemerintahan Benjamin Netanyahu terhadap serangan tersebut dan apakah ini menandai dimulainya perang langsung antara Israel dan Iran.

”Dalam skenario terburuk, pembalasan yang kuat oleh Israel dapat memicu peningkatan eskalasi, yang berpotensi menyebabkan konflik regional yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Leon.

“Dalam keadaan seperti itu, premi geopolitik akan meningkat secara signifikan," lanjut dia.

Harga minyak diprediksi bisa melonjak hingga US$100 per barel jika ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat.

Pasalnya, Iran adalah rumah bagi sumber daya minyak yang sangat besar dan merupakan produsen minyak terbesar ketiga di kartel OPEC.

Iran memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak mentah per hari sebagai produsen utama OPEC.

Sehingga gangguan apa pun pada kapasitasnya untuk memasok pasar global dapat menyebabkan harga minyak lebih tinggi.

Pelaku pasar juga akan memantau dengan cermat perkembangan atau penutupan Selat Hormuz, titik penghubung utama antara Iran dan Oman dan merupakan jalur aliran seperlima produksi minyak global setiap hari.

”Setiap serangan terhadap fasilitas produksi atau ekspor minyak di Iran akan mendorong harga minyak mentah Brent menjadi USD100, dan penutupan Selat Hormuz akan menyebabkan harga berada pada kisaran USD120 hingga USD130,” kata Presiden Lipow Oil, Andy Lipow.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved