Iran Serang Israel

Dampak Iran Serang Israel: Harga Minyak Dunia Melonjak

Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan Israel, harga minyak dunia pada perdagangan Selasa (16/4/2024) kemarin ikut naik

|
Editor: Joko Widiyarso
Twitter-X / HO
Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. 

Sebelumnya, ekonom Mari Elka Pangestu juga memperingatkan bahwa harga emas dan minyak berpotensi melonjak jika konflik Iran dan Israel berlanjut.

Menurutnya, bila kedua negara lanjut berperang, maka rantai pasok dunia akan terganggu sehingga terjadi kenaikan harga komoditas pangan. Kemudian disusul oleh kenaikan harga minyak.

”Gejolak harga minyak, inflasi, dan gejolak harga komoditi yang lain juga akan memengaruhi Indonesia,” kata Marie Ela dalam sebuah webinar, Senin (15/4).

Mari Elka menambahkan, dampak konflik tersebut disebutnya tentu akan berpengaruh pada nilai tukar rupiah yang kini sudah melemah dan lebih jauh lagi akan berdampak pada penurunan bond yield dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

”Dengan harga minyak di luar hal terkait dengan inflasi dan harga produksi naik, tentunya masalah kepada anggaran dan fiskal. Defisit anggaran dan fiskal karena kalau harga naik tentunya subsidi BBM juga akan naik ya kecuali harga BBM-nya mau dinaikkan,” kata mantan Menteri Perdagangan itu.

Selain itu, The Fed juga berpotensi menahan penurunan suku bunga imbas serangan Iran ke Israel.

Menurut, Marie Elka, perlambatan penurunan suku bunga ini menjadi efek domino lain dari konflik Iran-Israel seperti naiknya harga minyak dunia, harga emas, hingga menguatnya dolar AS.

”Jadi ini skenario di mana diperkirakan harga minyak akan naik, production cost naik, inflasi naik dan ini akan memengaruhi pemulihan di AS, memperlambat penurunan suku bunga yang harusnya terjadi di second half of this year," katanya. (tribun network/lit/dns/nts/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved