Kabar Terbaru Pengunduran Diri Massal Ketua RT dan RW di Desa Wasiat Purworejo, Komentar DP3APMD
Sebanyak 14 Ketua RT dan RW di Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kompak menyerahkan surat pengunduran diri ke kepala d
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
"Saya berpikir apakah PPS tidak melakukan sosialisasi (agar surat suara tidak rusak) atau bagaimana. Kan eman-eman, setidaknya mereka bisa memilih dewan-dewan yang sudah membantu desa," imbuhnya.
Sementara itu ditemui secara terpisah, Ketua RT 02 Desa Wasiat, Wijo Narko (53), mengaku mengundurkan diri karena memang sudah tidak mampu menjalankan intruksi atasan (Kepala Desa). Terutama dalam hal penggunaan teknologi digital, semisal handphone.
"Ya kadang-kadang saya terlambat menyerap informasi. Alat yang digunakan kan HP, tapi saya sendiri tidak punya HP harus pinjam anak. Jadi kadang ada suatu undangan saya suka terlambat endapatkan info). Terus kadang intruksi dari atasan, saya kurang tepat menjalankannya sehingga hasil kurang maksimal," terangnya.
Wijo mengaku punya keinginan berhenti dari jabatan Ketua RT sudah sejak lama. Tak hanya dia, bahkan Ketua RT lain juga punya keinginan yang sama sejak satu tahun lalu. Namun, mereka saling mengingatkan untuk bertahan hingga masa periode selesai.
"Kami sudah mencoba bertahan, tapi kemarin pumpung (kebetulan) banyak temannya, jadi kami langsung bikin (surat pengunduran diri). Karena kalau mau (mengundurkan diri) sendirian kan malu," katanya.
Wijo sendiri sudah menjadi Ketua RT sejak 2019. Sebelumnya ia pernah menjadi Ketua RW dan beralih menempati kursi Ketua RT 02 karena dorongan dari masyarakat.
"Sebelumnya saya jadi RW, terus ada kekosongan RT, sebenarnya saya tidak minat dan kurang yakin (mampu mengemban amanah), tapi karena permintaan masyarakat, ya sudah," ucapnya.
Adapun menurut Wijo, umur Ketua RT dan RW di Desa Wasiat paling muda berusia 40-an dan yang tertua hampir mendekati 65 tahun.
Sementara itu, saat ditanya terkait adanya isu politik, Wijo mengaku tidak mengetahui. Lalu, saat disinggung alasan mengundurkan diri karena sifat galak Kepala Desa, ia pun juga menampik.
"Kalau Bu Kades galak itu sudab biasa bukan hal aneh. Kami bisa menghadapi itu. Cuma, saya sendiri yang merasa kurnag cekat-ceket (sat-set) dan kurang cepat dalam bekerja, jadi mengundurkan diri," bebernya.
Adapun, apabila pengunduran dirinya diterima. Wijo menyampaikan akan kembali beraktivitas sebagai buruh tani. (Tribunjogja.com/drm)
Mapolda DIY Dibersihkan Usai Kericuhan, Sri Sultan HB X Pastikan Situasi Kondusif |
![]() |
---|
Gedung Rusak saat Demo, Layanan SKCK hingga Pengaduan di Polda DIY Ditutup Sementara |
![]() |
---|
Kebijakan Harus Peka, Sri Sultan HB X Tekankan Pentingnya Empan Papan |
![]() |
---|
Tiga Mitra Grab Jadi Korban insiden 28–29 Agustus, Perusahaan Turun Tangan |
![]() |
---|
Mahasiswa Jogja Gelar Aksi di Pertigaan UIN, Tuntut Penghapusan Tunjangan DPR dan Reformasi Aparat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.