Kabar Terbaru Pengunduran Diri Massal Ketua RT dan RW di Desa Wasiat Purworejo, Komentar DP3APMD

Sebanyak 14 Ketua RT dan RW di Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kompak menyerahkan surat pengunduran diri ke kepala d

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Kantor DP3APMD Kabuapaten Purworejo, Jawa Tengah. 

Adapun, Purnomo mengaku baru kali ini mendapati Ketua RT dan RW serempak mengundurkan diri di Kabupaten Purworejo. Sejauh ini yang ia temui pergantian Ketua RT dan RW karena purna masa kerja (5 tahunan).

"Kalau mengundurkan diri biasanya sendiri-sendiri. Kalau yang serentak baru kali ini," tandasnya. 

Dikabarkan Tribunjogja.com sebelumnya,

Belasan Ketua RT dan RW di Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mendadak kompak mengundurkan diri dari jabatan. Mereka pun serentak memberikan surat pengunduran diri kepada Kepala Desa terkait pada Senin (19/2/2024). 


Kepala Desa Wasiat, Sulit Sukesi, membenarkan kabar tersebut. Ia mengatakan ada sebanyak 10 Ketua RT dan 4 Ketua RW yang tiba-tiba kompak menyerahkan surat pengunduran diri. 
Berdasarkan surat tersebut, alasan mereka mengundurkan diri adalah karena merasa tidak mampu mengemban amanah dan melaksanakan tugas serta tanggung jawab sebagai Ketua RT atau RW. 


"Kemarin (19/2/2024) saya sangat kaget tiba-tiba mendapat surat pengunduran diri dari para Ketua RT dan RW, setelah pulang dari layat," ungkap Sukesi kepada Tribunjogja.com, Selasa (20/2/2024). 


Setelah mendapat surat itu, Sukesi menyebut langsung mengumpulkan para Ketua RT dan RW untuk menanyakan alasan sebenarnya keputusan tersebut. Namun, kala itu Ketua RT dan RW bersikukuh alasan mereka sesuai yang tertulis di surat pengunduran diri. 


"Ya saya terima surat mereka dengan lapang dada tapi belum saya tandatangani. Nanti akan saya kembalikan kepada masyarakat, apakah akan dilakukan pemilihan Ketua RT dan RW," katanya. 


Kendati demikian, Sukesi menduga keputusan pengunduran diri para Ketua RT dan RW di Desa Wasiat ada sangkut paut dengan sikap kepemimpinannya. Sukesi mengaku memiliki sifat yang tegas dan ceplas-ceplos, sehingga terkesan galak saat dalam forum. 


"Saya orangnya memang keras, kalau ngomong ceplas-ceplos dan saya di forum manapun sering bilang 'kalau tidak bisa kerja, leren (berhenti)'. Mungkin itu yang membuat kesabaran mereka mentok sehingga memutuskan mengundurkan diri," ucapnya. 


Sukesi menuturkan, kata-kata pedas itu terpaksa ia luncurkan karena ingin memacu semangat para Ketua RT dan RW dalam bekerja. Akan tetapi, masalah umur para Ketua RT dan RW yang didominasi berusia tua, disebut menjadi satu pemicu niat Sukesi tidak tersampaikan, sehingga dinilai tidak sopan. 


"Ketua RT dan RW kan kepanjangan tangan saya (Kades) di tengah masyarakat. Jadi saya inginnya mereka kerja sat-set karena banyak program yang ingin dikerjakan. Tapi karena umur jadi tidak bisa mengikuti. Sehingga dengan ini, saya malah ingin punya Ketua RT dan RW yang muda-muda," paparnya. 


Adapun, keputusan belasan Ketua RT dan RW Desa Wasiat yang serempak mengundurkan diri beberapa hari setelah pemungutan suara Pemilu 2024 berlangsung. Membuat santer terdengar desas-desus alasannya terkait politik karena rendahnya perolehan suara salah satu caleg. 


Kabar tersebut sontak ditepis oleh Sukesi. Menurutnya, tidak ada upaya tersebut di Desa Wasiat. 


"Tapi pas pemungutan suara itu saya memang sempat marah di TPS 04. Karena banyak surat suara yang rusak, terutama surat suara DPRD Provinsi. Padahal surat suara DPD yang calonnya tidak terlalu dikenal saja banyak yang nyoblos. Kok surat suara DPRD Provinsi tidak banyak yang nyoblos, kan eman-eman (sia-sia) negara menghabiskan triliunan untuk menggelar Pemilu," jelasnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved