Kisah Inspiratif

TPS Go-Sari Sulap Sampah Organik untuk Budidaya Maggot

Maggot tersebut biasanya diperjual belikan kepada para peternak lele, pengelola tempat-tempat pemancingan dan para pecinta mancing ikan.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Neti Istimewa Rukmana
Kepala Unit Layanan Sampah BUMKal Guwosari, sedang memantau perkembangan maggot di TPS Go-Sari, Selasa (1/8/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sampah organik dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah jika berhasil diolah menjadi sampah yang bermanfaat. 

Seperti halnya yang dilakukan oleh para pengelola tempat pengolahan sampah (TPS) Go-Sari yang berada di Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul .

Di mana, sejumlah sampah organik rumah tangga dari kalurahan itu diolah untuk budidaya maggot.

Kepala Unit Layanan Sampah Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Guwosari, Muhammad Nur Muntaha, berujar, hasil dari pengolahan tersebut setidaknya bisa turut andil mendongkrak perekonomian setempat.

Pasalnya, para pekerja di lokasi itu merupakan warga setempat yang membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka. 

Baca juga: Usung Metode Budidaya Maggot, Pasar Prawirotaman Jadi Pilot Project Pengolahan Limbah Organik

"Iya walau untungnya tidak terlalu banyak karena harus diputar untuk biaya produksi budidaya maggot lagi, tapi setidaknya bisa membantu perekonomian beberapa warga sini (Kalurahan Guwosari)," katanya, Selasa (1/30/2023).

Dalam sehari, pihaknya mampu menjual puluhan kilogram maggot dengan retang harga jual Rp7.000-Rp10.000 per kilogram.

Maggot tersebut biasanya diperjual belikan kepada para peternak lele, pengelola tempat-tempat pemancingan dan para pecinta mancing ikan.

 

"Jadi kebutuhan juga lumayan cukup banyak," tutur Muntaha. 

Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, pihaknya harus mampu melakukan budidaya maggot sebanyak 40-50 kilogram per hari.

Di mana budidaya maggot itu dilakukan dari pengolahan sampah organik atau sisa-sisa makanan rumah tangga.

Baca juga: Meraup Cuan dari Budidaya Maggot Lalat Hitam 

"Tapi sebenarnya, kebutuhan maggot di pasaran itu per hari bisa sampai ratusan kilogram. Karena sampah organik di sini tidak terlalu banyak, jadi kami hanya bisa budidaya maggot 40-50 kilogram per hari," jelas dia.

"Budidaya maggot itu kan semua kami produksi sendiri. Mulai dari telur, baby larva, maggot fresh, prepuppa sampai lalatnya semuanya ada," imbuh Muntaha. 

Adapun cara budidaya maggot tersebut dimulai dari pengadaan telur yang diberi sampah sekitar satu minggu untuk menjadi larva yang siap jual. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved