Berita Kulon Progo

16 Kasus Antraks Ditemukan di Kulon Progo Pada 2017 Silam, Dinkes Tingkatkan Upaya Pencegahan

Dinkes Kulon Progo mencatat, 16 kasus antraks di Kapanewon Girimulyo pada 2017, terdiri dari satu kasus konfirmasi dan 15 kasus probable.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
weeklytimesnow.com.au
ilustrasi Anthrax 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kasus antraks terakhir ditemukan di Kabupaten Kulon Progo pada 2017 silam.

Kala itu, terdapat 16 kasus antraks menyerang warga di daerah ini.

Karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo kembali meningkatkan upaya pencegahan. 

Hal ini juga seiring maraknya kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul.

"Jika ada temuan kasus (antraks) seperti di Gunungkidul, kita meningkatkan kewaspadaan. Kulon Progo terakhir ada kasus (antraks) 2017 silam sampai kejadian luar biasa," kata Rina Nuryati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Kulon Progo , Rabu (5/7/2023).

Dinkes Kulon Progo mencatat, 16 kasus antraks di Kapanewon Girimulyo pada 2017, terdiri dari satu kasus konfirmasi dan 15 kasus probable.

Baca juga: Tak Perlu Panik, Hewan Ternak dan Bahan Pangan Daging di Kota Yogya Bebas Antraks

Kasus antraks tersebar di Dusun Ngroto satu kasus, Dusun Penggung tiga kasus dan Dusun Ngaglik 12 kasus.

Tahun ini, Rina mengklaim, penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis belum ditemukan di daerah ini.

Kendati belum ada temuan kasus, Dinkes Kulon Progo terus meningkatkan pengawasan karena spora dari antraks bisa bertahan sampai ratusan tahun.
  
Upaya pencegahan lebih terhadap konsumsi yakni memastikan hewan ternak yang dikonsumsi harus sehat.

Sementara, bagi peternak dipastikan kondisinya sehat tidak ada luka di tubuh.

"Kalau punya luka, bakteri (penyebab antraks) bisa masuk ke kulit kemudian menginfeksi ke manusia. Sehingga (peternak) diimbau jaga kebersihan serta memakai alat pelindung diri (APD) saat merawat hewan ternak," ucapnya.

Selain itu, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo terkait kasus ini.

"Dinkes menangani pasiennya sementara DPP menangani hewannya," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved