Dua Pemuda Lulusan SD Retas Website PTN dan Pemprov Jawa Timur

Dua pemuda lulusan SD berhasil meretas website  sejumlah kampus dan kantor kedinasan jajaran di beberapa provinsi, termasuk Pemprov Jatim

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
Dua hancker remaja, AT dan DS saat digelandang anggota Tim Siber Polda Jatim, Rabu (31/5/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, SURABAYA - Dua pemuda lulusan sekolah dasar (SD) berhasil meretas website  sejumlah kampus dan kantor kedinasan jajaran di beberapa provinsi, termasuk Pemprov Jatim.

Kedua pelaku yakni DS (23) warga Legok, Tangerang, Provinsi Banten dan AT (25) warga Cirebon, Jabar mengubah tampilan wesbite-website tersebut dan menampilkan pop up iklan judi online.

Setiap berhasil membobol website, kedua pelaku mendapatkan upah sebesar Rp 200 ribu dari pemilik situs judi online yang berpusat di Kamboja.

Namun sepak terjang DS dan AT akhirnya berakhir setelah polisi berhasil menangkapnya.

Tim Siber Polda Jawa Timur menangkap keduanya di waktu dan lokasi berbeda.

Penangkapan keduanya dilakukan setelah polisi mendapatkan laporan adanya peretasan dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya pada Februari 2023 lalu.

Dari hasil penyelidikan, polisi akhirnya berhasil mengidentifikasi peretas website kampus tersebut hingga akhirnya menangkap keduanya.

Tersangka AT berhasil ditangkap di Cirebon, Jabar pada Selasa (28/3/2023).

Sedangkan DS, ditangkap setelah pulang dari Kamboja pada Minggu (7/5/2023), saat berada di Legok, Tangerang, Provinsi Banten.

Baca juga: Update Kondisi Terbaru Kurnia Meiga, Jalani Pemeriksan di RSPP, Ditemukan Kelainan di 2 Matanya

Dalam menjalankan aksinya, kedua tersangka pembuat tools untuk meretas website dan dibagikan di grup hacker.

Selain meretas, kedua tersangka juga bekerja sebagai admin website perjudian di Kamboja, dengan upah Rp10 juta per bulan.

Dikutip dari Surya.co.id, Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Arman mengungkap, alasan kedua tersangka menargetkan website lembaga pendidikan dan organisasi perangkat daerah yang berdomain go.id dan ac.id, untuk dipasangi tampilan pop up iklan judi online.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kunjungan user website judi online yang para hacker iklankan dengan tetap mengoptimalkan mekanisme Search Engine Optimalisation (SEO).

"Sehingga apabila mereka ini melakukan peretasan terhadap situs resmi tersebut, maka akan menaikkan SEO website judi online mereka dan tidak akan diblokir. Sehingga para pemburu situs judi online bisa selalu membuka situs tersebut," ujar AKBP Arman di Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Rabu (31/5/2023).

Arman mengungkap, kedua pelaku memiliki jaringan judi online berbeda.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved