Perang Rusia Vs Ukraina

Seymour Hersh : Hanya 6 dari 8 Bom Meledak di Pipa Nord Stream

Seymour Hersh, penulis laporan sabotase Nord Stream di Laut Baltik menyebut hanya 6 dari 8 bom yang ditanam yang meledak.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Southfront.org
Gas metana muncul ke permukaan Laut Baltik di dekat Pulau Bolstrom Denmark setelah diledakkan tim khusus operasi rahasia AS yang diperintahkan Presiden Joe Biden dan timnya. Peristiwa sabotase objek vital ini terjadi 26 September 2022. 

Story Highlight

  • Seymour Hersh, jurnalis kawakan dengan pengalaman lebih dari 50 tahun merilis laporan mendalam terkait sabotase Nord Stream
  • Berdasar keterangan narasumbernya, ledakan jaringan Nord Stream disebabkan sabotase bom yang didalangi Presiden AS Joe Biden
  • Tujuan sabotase, menghentikan kerjasama Jerman dan Eropa dengan Rusia, sekaligus mematikan suplai gas ke Eropa
  • Laporan mendalam Seymour Hersh, pemenang Pulitzer Award itu dipublikasikan di media Substack.com
  • Gedung Putih, Pentagon, dan CIA membantah isi laporan Hersh, mereka kompak menyebutnya laporan itu palsu

TRIBUNJOGJA.COM, BERLIN - Wartawan investigasi pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh mengatakan hanya enam dari delapan bom yang ditanam di bawah pipa Nord Stream meledak.

Sisanya terkubur di dasar Laut Baltik Bersama puing-puing jaringan pipa gas Nord Stream. Menurut Hersh, bom tidak meledak karena terlalu lama di dalam air.

Media Sputnik melansir penjelasan terbaru Seymour Hersh yang mereka kutip dari Berliner Zeitung, Rabu (15/2/2023).

Pekan lalu, Hersh menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan penyelam Angkatan Laut AS menanam bahan peledak C4 di pipa Nord Stream.

Operasi berlangsung sangat rahasia di bawah perintah Presiden AS Joe Biden. Penanaman bahan peledak bersamaan latihan tempur Baltic Operation NATO musim panas 2022.

Menurut laporan Syemur Hersh yang menggunakan sumber primer yang dilindunginya, Biden memutuskan menyabot Nord Streams setelah lebih dari sembilan bulan melakukan diskusi rahasia dengan tim keamanan nasional.

"Itu adalah kisah yang ingin saya ceritakan. Pada akhir September 2022, delapan bom akan diledakkan di titik Pulau Bornholm di Laut Baltik, enam di antaranya meledak," kata Hersh kepada media Berliner Zeitung.

Dia menambahkan kedua bom tersebut tidak meledak karena menghabiskan terlalu banyak waktu di bawah air saat Biden menunda operasi khusus penghancuran jaringan pipa.

Wartawan kawakan tersebut mengatakan Biden tidak memiliki rencana yang rumit untuk meledakkan pipa, yang sudah muncul selama pertemuannya dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Februari 2022.

"Kami orang Amerika tidak memiliki rencana yang berhasil pada saat itu, tetapi kami tahu kami memiliki kesempatan untuk mengimplementasikannya," kata Hersh, mengacu percakapan Januari-Februari 2022.

Dia mengatakan sudah jelas bagi tim Gedung Putih mereka dapat meledakkan pipa menggunakan bahan peledak sangat kuat yang disebut C4.

Seymour Hersh, jurnalis dan penulis investigatif Amerika menyebut AS di ballik peledakan jaringan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik. Jaringan itu menghubungkan secara langsung pasokan gas alam cair dari Rusia ke Jerman dan Eropa.
Seymour Hersh, jurnalis dan penulis investigatif Amerika menyebut AS di ballik peledakan jaringan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik. Jaringan itu menghubungkan secara langsung pasokan gas alam cair dari Rusia ke Jerman dan Eropa. (Insidestory.org)

Baca juga: AS di Balik Peledakan Nord Stream, Tulisan Lengkap Seymour Hersh - BAGIAN SATU

Baca juga: Siapa Jake Sullivan, Aktor Utama Perencana Sabotase Nord Stream?

Baca juga: Putra Donald Trump Sindir Elite AS Alihkan Isu Sabotase Nord Stream

Peledakan dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan instrumen hidroakustik bawah air. Pada awal Januari, menurut Hersh, opsi tersebut dilaporkan ke Gedung Putih.

Dua atau tiga minggu kemudian, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik Victoria Nuland mengatakan Washington "dapat melakukannya".

Operasi itu sangat rahasia, dan presiden seharusnya tidak memberi tahu siapa pun tentang kemampuan AS.

Tetapi menurut Hershm dia suka berbicara dan terkadang mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak dia katakana.

Hersh menambahkan, Kanselir Scholz pada saat itu tidak keberatan. dan mengekspresikan dirinya dengan sangat "samar-samar".

Selain itu, jurnalis itu menambahkan Joe Biden memutuskan untuk melanjutkan operasi karena takut Jerman dapat mencabut sanksi, yang dijatuhkan terhadap Rusia atas operasi militer khususnya di Ukraina.

"Saya pikir alasan keputusan ini adalah karena perang tidak berjalan baik untuk barat, dan mereka takut akan datangnya musim dingin,” lanjutnya.

Nord Stream 2 akhirnya ditangguhkan oleh Jerman, bukan oleh sanksi internasional. AS khawatir Jerman akan kembali meralat pencabutan itu menghadapi musim dingin.

Menurut Hersh, Biden pada akhirnya memutuskan membiarkan Jerman membeku musim dingin ini. Presiden AS itu lebih suka Jerman dibekukan daripada Jerman berhenti mendukung Ukraina.

Pemerintah AS telah berulang kali membantah terlibat dalam peledakan pipa Rusia, sementara pemerintah Rusia mengatakan AS harus menjelaskan dirinya sendiri dan penyelidikan terbuka perlu dilakukan.

Pada 26 September 2022, tiga dari empat rangkaian pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 rusak setelah ledakan bawah air.

Sejak awal Moskow menyatakan ledakan itu akibat sabotase kekuatan asing, tanpa menyebut secara persis negara pelakunya.

Wawancara dengan Berliner Zeitung menjadi wawancara ekslusif kedua setelah Seymour Hersh muncul di podcast sebuah kanal informasi di Amerika.

Tidak ada media arus utama AS dan Eropa yang mengangkat laporan mendalam Seymour Hersh ini, dan bahkan menyepelekan laporan itu.

Hanya Tucker Carlson dari Fox News yang menghubungi Seymour Hersh, tapi Hersh menolak diwawancarai secara ekslusif oleh Tucker Carlson yang sangat terkenal di AS.(Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved