Kisah Inspiratif
CERITA Kebersamaan Pedagang Pasar Kepek Bantul dan Pria Asal Klaten yang 25 Tahun Dikabarkan Hilang
Warga dan pedagang Pasar Kepek atau yang dikenal dengan Pasar Desa Timbulharjo masih hangat membicarakan kepulangan AA (38) pria asal Kecamatan Polanh
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Warga dan pedagang Pasar Kepek atau yang dikenal dengan Pasar Desa Timbulharjo masih hangat membicarakan kepulangan AA (38) pria asal Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
AA selama 25 tahun dikabarkan hilang oleh keluarga dan selama itu pula AA tinggal di Pasar Kepek.
Terlihat hampir di setiap sudut masih ada pedagang dan pembeli yang membicarakan bagaimana AA hidup di pasar selama ini.
Salah satu pedagang Pasar Kepek, Asih (47) yanng merupakan warga Segoroyoso, Kapanewon Pleret, mengaku sedih bercampur lega karena AA kini telah bertemu dengan keluarganya.
Ia sendiri turut mengantarkan AA ke Klaten beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sekda DIY Soal Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa: Ada Kelebihan dan Kekurangan
“Semua sedih, ibu-ibu di sini nangis. Tapi lega karena AA bisa ketemu keluarganya. Ada ibu dan keluarga yang akan merawat kalau AA sakit,” ujarnya saat ditemui Jumat (27/1/2023).
Asih mengatakan bahwa sebenarnya AA tidak mau dipulangkan ke rumahnya di Klaten.
AA maunya tinggal di pasar apalagi seluruh warga pasar selama ini telah baik ikut merawat AA.
“Akhirnya kami bilang ke dia kalau mau diajak piknik. Akhirnya dia mau. Sebelum itu kami sudah mengumpulkan uang saku untuk AA hingga terkumpul sampai Rp 682 ribu,” ucapnya.
Meskipun lega, ada rasa sedih di hati para pedagang.
Pasalnya AA sudah dianggap sebagai anak sendiri. Meskipun tidur di lingkungan pasar, setiap hari ada saja pedagang yang merawat AA, misalnya dengan memberi uang atau memberikan makanan untuk AA.
“25 tahun lalu dia datang masih pakai seragam sekolah, dia datang sendiri. Dan disini pun dia tidak nakal, anaknya anteng,” ungkapnya.
Para pedagang pun sempat menanyakan alamat rumah AA, dan AA mengaku tinggal di Panggang, Wonosari.
Namun setelah dicek, di Panggangg tidak ada keluarga yang merasa kehilangan anak.
“Dia tiap hari tidur di pasar, kadang dimintai tolong antar barang kalau sedang mau ya diantarkan, walaupaun kadang juga tidak mau. Tetapi yang jelas dia tidak pernah mengambil barang-barang di pasar,” katanya.
| Dari Bantul ke Pasar Global: Nurmalita Tawarkan Produk Handmade Berbahan Kain Perca |
|
|---|
| Bendung Lepen: Dari Saluran Air Kotor Jadi Wisata Ikan di Yogyakarta |
|
|---|
| Melirik Peluang Bisnis Level Kaki Lima Lingkungan Kampus di Jogja |
|
|---|
| Kisah Avis Haris dan Kedai Kopi Punk Ala Rich Yogya yang Sarat Filosofi |
|
|---|
| Kisah Eras Yudhanto, Pemuda Jogja Lestarikan Budaya Lewat Bregada Prajurit PJ2 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.