Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
UII Waktunya Berubah!
Mereka melihat kampus hanya sebagai tempat belajar semata bukan lagi tempat untuk berkarya, berlatih dan menggerakkan kepedulian.
Itupun mulai dikurangi mengingat pendidikan dewasa sesungguhnya bermula dari kepercayaan, empati dan saling menghormati.
Setidaknya pada sisi Islam sebagai landasan etik UII menggariskan kepercayaan itu.
Hanya situasi berubah dan suasana pastilah berbeda. Kampus tak lagi tempat dimana mahasiswa bisa menggerakan ide, perubahan dan gerakan.
Tidak hanya UII tapi semua kampus hampir alami situasi serupa.
Terdapat budaya yang diam-diam bergeser begitu cepat dan dianut begitu rupa: mahasiswa dituntut untuk loyal pada aturan, tiap pembangkangan bahkan kemalasan bisa berbuah hukuman dan mahasiswa dipercaya hanya ingin jadi sarjana saja.
Itu sebabnya kampus kemudian membuat aturan mengenai batas waktunya tuntas kuliah. Maka lihatlah mahasiswa hari ini: memadati ruangan kelas tapi sepi atas kegiatan organisasi karena tiap ide harus menyesuaikan dengan rute dan jadwal kuliah.
Mereka melihat kampus hanya sebagai tempat belajar semata bukan lagi tempat untuk berkarya, berlatih dan menggerakkan kepedulian.
Lebih-lebih banyak kampus yang ruanganya dipinjam saja harus berbayar.
Hal itu pulalah yang membuat banyak kegiatan mahasiswa kemudian mencari tempat, lokasi dan suasana yang berbeda dengan kampus.
Kampus telah menciptakan situasi dimana mahasiswa makin tak mempercayai lingkungan belajarnya sendiri.
Begitu pula dengan dosen yang kini makin sibuk dan sulit untuk mengenal mahasiswanya. Relasi yang akrab, intim dan hangat yang saya rasakan dulu mulai terkikis.
Dulu jadi aktivis punya kedudukan istimewa: dapat kenal dengan dosen, bisa bertukar pandangan secara setara dan dapat mendebat mereka.
Kini hanya mahasiswa tertentu yang bisa mengalami situasi itu: terutama mahasiwa cerdas yang memenangkan lomba.
Relasi yang terbatas dan kesibukan yang padat telah membuat mahasiswa seperti kehilangan payung panduan.
Terlebih organisasi mahasiswa yang menjadi aktualisasi peran anak muda kian sedikit mendapat perhatian.