Mikroalga Jadi Harapan Energi Terbarukan, Begini Penjelasan Prof. Arief UGM

Mikroalga berpotensi besar menjadi salah satu sumber energi terbarukan di masa depan.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
Dok Tribun Jogja
JEJAK HIJAU : Direktur Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) "Biorefinery Mikroalga", PSE UGM, Prof. Ir. Arief Budiman, MS., D.Eng., IPU., dalam podcast Jejak Hijau 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mikroalga berpotensi besar menjadi salah satu sumber energi terbarukan di masa depan.

Potensi ini disampaikan Prof. Ir. Arief Budiman, MS., D.Eng., IPU., Direktur Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) "Biorefinery Mikroalga", PSE UGM, dalam podcast yang tayang pada Rabu (20/8/2025).

Menurut Prof Arief, pengembangan mikroalga sebagai energi masih berada pada tahap penelitian menengah.

Ia menjelaskan bahwa kemajuan teknologi dapat diukur menggunakan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) yang memiliki skala 1 hingga 9.

“Kalau bicara penangkapan CO2, teknologinya sudah ada di angka 8, artinya siap industri. Namun untuk energi dari mikroalga, kita masih berada di angka 4 sampai 5. Jadi masih perlu dorongan agar bisa masuk ke fase industri,” ungkapnya.

Prof Arief menilai tantangan utama mikroalga ada pada aspek skalabilitas.

 Sementara itu, pemerintah masih mengandalkan sawit karena ekosistemnya sudah mapan dan rantai pasoknya jelas.

“Pemerintah memang lebih mudah mengembangkan sawit, karena ekosistem dan industrinya sudah terbentuk. Mikroalga perlu didorong supaya tidak tertinggal,” ujarnya.

Ia menekankan, agar teknologi mikroalga dapat naik ke level industri, dibutuhkan dukungan pendanaan yang berkesinambungan. Tanpa itu, riset hanya akan berhenti di tengah jalan.

“Setidaknya nanti ada sumber pendanaan yang kontinu sehingga teknologi di angka 4-5 bisa naik ke 8. Itu perlu roadmap nasional yang menata tahapan pengembangan sampai kapan bisa masuk industri,” paparnya.

Baca juga: UAJY dan Tribun Jogja Matangkan Konsep Kolaborasi "Jejak Hijau" untuk Isu Keberlanjutan

Lebih lanjut, Prof Arief menjelaskan bahwa pengembangan mikroalga tidak hanya berdampak pada sektor energi, tetapi juga bisa mendorong industri bioproduk lain.

Mikroalga berpotensi menghasilkan bahan baku untuk pangan, farmasi, hingga kosmetik yang bernilai ekonomi tinggi.

Dengan diversifikasi pemanfaatan ini, daya tarik investasi di bidang mikroalga diyakini akan semakin besar.

Ia menambahkan, keunggulan mikroalga adalah bisa tumbuh cepat dengan kebutuhan lahan relatif kecil dibanding komoditas energi lain. Hal ini membuat mikroalga lebih berkelanjutan untuk jangka panjang.

Prof Arief berharap, dengan adanya dukungan pemerintah dan perhatian dunia industri, pengembangan mikroalga bisa lebih terarah.

 Jika hal ini tercapai, Indonesia akan memiliki sumber energi alternatif baru yang lebih ramah lingkungan di masa depan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved