Kerentanan Meningkat, Pekerja Perempuan DIY Desak Perlindungan Lebih Kuat

Para peserta menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperluas perlindungan dan meningkatkan posisi perempuan dalam gerakan buruh.

Dok.Istimewa
Peserta dari berbagai serikat pekerja dan komunitas pendamping berfoto bersama dalam Kongres Pekerja Perempuan DIY 2025 yang digelar MPBI DIY di Yogyakarta. 

Isu representasi perempuan dalam struktur organisasi buruh juga menjadi pembahasan utama.

Peserta kongres menilai bahwa suara perempuan masih belum terwakili secara proporsional dalam proses pengambilan keputusan baik di serikat pekerja maupun organisasi masyarakat sipil. 

Perhatian khusus juga diberikan pada kondisi pekerja migran dan caregiver yang sebagian besar adalah perempuan. 

Peserta menyoroti tingginya risiko eksploitasi, beban ganda pekerjaan domestik, serta lemahnya dukungan hukum dan layanan perlindungan bagi mereka.

Kongres mendorong adanya skema dukungan lebih kuat bagi pekerja perawatan, termasuk akses bantuan hukum dan pendampingan psikososial.

Kongres Pekerja Perempuan DIY 2025 kemudian ditutup dengan penyusunan agenda kerja bersama MPBI DIY untuk periode 2025–2026.

Irsad menyebut forum ini sebagai titik awal konsolidasi yang lebih strategis dalam memperjuangkan kondisi kerja yang lebih adil bagi perempuan di Yogyakarta. “Ini momentum untuk menata ulang strategi gerakan buruh.

Pekerja perempuan bukan pelengkap, mereka berada di pusat perjuangan,” katanya.

MPBI DIY dan para peserta berharap hasil kongres ini dapat menjadi dasar penguatan gerakan buruh perempuan serta mendorong perubahan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan pekerja perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved