Hangatnya Perayaan Milad ke-113 Muhammadiyah di Kampung Kelahirannya di Kauman Yogyakarta

Ratusan warga Kauman Kota Yogyakarta memperingati milad ke-113 Muhammadiyah

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
MILAD - Ratusan warga Kauman, Kota Yogyakarta, berkumpul di halaman Masjid Gedhe, untuk memperingati Milad ke-113 Muhammadiyah, Minggu (23/11/2025) 

​"Satu langkah yang pada awalnya mendapat penentangan luar biasa. Termasuk ditentang oleh keluarga Kyai Dahlan sendiri, dan sebagian besar warga Kauman," ucapnya.

​Meski demikian, keikhlasan dan konsistensi Ahmad Dahlan berhasil meluluhkan kerasnya batu penolakan yang datang dari berbagai penjuru tersebut.

Warga Kauman yang awalnya ngotot menentang, dalam waktu relatif singkat berbalik menjadi benteng pertahanan dan pendukung utama dakwahnya.

"Umpatan-umpatan Kyai Edan, bahkan Kyai Kafir, pernah diarahkan kepada Ahmad Dahlan. Tapi, karena keikhlasan beliau, warga Kauman akhirnya tersadar, dan lantas mendukung," katanya.

​Kini, satu abad lebih berlalu, Muhammadiyah tumbuh menjadi raksasa, hingga tercatat sebagai salah satu organisasi keagamaan terkaya di dunia.

Progresif

Azman pun berkisah tentang sebuah video yang baru-baru ini diterimanya dari pelantikan pimpinan Muhammadiyah di Papua Pegunungan.

Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dari perguruan tinggi Muhammadiyah di Papua, yang diyakini tidak seluruhnya beragama Islam. 

​"Ini menjadi bukti, bahwa gerakan Muhammadiyah bukan hanya pengajian, tapi lebih pada gerakan yang bersifat memajukan," tegasnya.

​Semangat memajukan itu, lanjut Azman, sudah ada sejak zaman murid-murid pertama Ahmad Dahlan, yang cenderung sangat progresif.

Ia melempar kisah pasa kisaran 1919 silam, dalam sebuah rapat, murid-murid Ahmad Dahlan dengan berani mengusulkan mendirikan rumah sakit dan perguruan tinggi.

​"Padahal, realitanya saat itu dokter saja tidak punya, mahasiswa juga tidak ada. Tapi, mereka sudah berani mengapungkan usulan," tandasnya.

​Siapa sangka, keberanian bermimpi itu kini mewujud nyata. Azman merinci, saat ini ada lebih dari 160 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). 

Kemudian, Jumlah lembaga pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah di Indonesia sekitar 3.334 sekolah, dengan rincian 1.094 SD, 1.128 SMP, 558 SMA, dan 554 SMK.

"Belum lagi kalau kita bicara pendidikan anak usia dini, atau TK ABA (Aisyiyah Bustanul Athfal), jumlahnya di Indonesia sudah lebih dari 20 ribu," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved