Tak Lagi Diam dan Kusam, Terban Mural Competition Bikin Tebing Kali Code 'Bicara Lantang'
Bukan sekadar coretan, deretan karya mural di tebing Kali Code ini membawa pesan mendalam, mulai dari kritik sosial hingga petuah luhur budaya Jawa.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Ringkasan Berita:
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wajah bantaran Kali Code di kawasan Lembah Mahannani, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, kini tak lagi sama.
Tembok-tembok tebing yang semula diam dan menjurus kusam, kini seolah "berbicara" lantang lewat goresan warna-warni yang memikat mata.
Bukan sekadar corat-coret, deretan karya mural ini membawa pesan mendalam, mulai dari kritik sosial hingga petuah luhur budaya Jawa.
Pemandangan baru yang menyegarkan pun menyambut kedatangan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat menyerahkan penghargaan bagi para pemenang Terban Mural Competition, Minggu (23/11/2025).
Dengan suguhan karya nan memukai, Hasto memandang kompetisi ini bukan sekadar soal estetika, tapi sebuah gerakan sosial yang nyata.
"Ini bisa menjadi percontohan bahwa tepi-tepi sungai dapat dimanfaatkan untuk kegiatan positif, edukatif, dan membangun bagi Kota Yogyakarta," katanya.
Yang menarik, ajang ini ternyata tidak hanya menyedot perhatian seniman asal Kota Yogyakarta saja, karena peserta lintas daerah turut ambil bagian.
Hasto mengatakan, para seniman dari luar kota pun terbukti mampu menunjukkan kapasitasnya dalam menjadikan tebing Code sebagai kanvas raksasa mereka.
"Bagus-bagus semuanya. Kali Code banjarnya bisa dihiasi dengan lukisan-lukisan para seniman sehingga suasana jadi asri. Banyak peserta dari luar daerah, ada dari Malang, bahkan juara satunya tadi dari Magelang. Ini luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Jelang Penutupan TPA Piyungan, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Ajak Warga Masifkan Pengolahan Sampah
Salah satu karya yang sukses mencuri perhatian juri hingga menyabet predikat terbaik atau Juara 1 adalah mural garapan Subki Mural Art (SMART).
Karya tersebut dianggap punya kekuatan visual mumpuni, dibarengi dengan makna yang sangat menohok, terutama bagi generasi muda Yogyakarta.
Perwakilan tim SMART, Hanif Choirunnisa, berujar, karyanya mengangkat kegelisahan akan kenakalan remaja, dengan menghadirkan sosok Semar sebagai simbol pengingat.
"Ceritanya itu, pertama ada Semar. Semar itu melambangkan sosok yang suka memberi wejangan. Jadi, dia memberikan wejangan kepada banyak anak muda," terangnya.
"Terutama, anak-anak yang terlibat klitih atau pergaulan kurang baik. Nah, mereka diminta untuk balik lagi ke asalnya, yaitu kebudayaan Yogyakarta-nya" tambah Hanif.
| Wali Kota Yogya Hasto Wardoyo Bakal Copot Seluruh Baliho Bermuatan Wajahnya, Ini Alasannya |
|
|---|
| Imbas Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Atap Rumah Warga di Terban Jogja Roboh |
|
|---|
| Tumpukan Sampah di Depo Sentuh 1.060 Ton, Pemkot Yogyakarta Upayakan Pengangkutan Sebelum Nataru |
|
|---|
| Kekuatan Konstruksi Tinggal 20 Persen, Jembatan Kleringan Jogja Bakal Direhabilitasi |
|
|---|
| Implementasi Larangan Bentor dan Maxride, Wali Kota Yogya: Tunggu Petunjuk Provinsi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Terban-Mural-Competition.jpg)