Kekuatan Konstruksi Tinggal 20 Persen, Jembatan Kleringan Jogja Bakal Direhabilitasi
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana melakukan rehabilitasi total terhadap Jembatan Kleringan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana melakukan rehabilitasi total terhadap Jembatan Kleringan.
Langkah ini diambil menyusul kondisi fisik jembatan legendaris tersebut, yang dinilai sudah sangat memprihatinkan karena termakan usia.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan, kondisi struktur jembatan yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro itu sudah semakin uzur.
Kekuatan jembatan yang menurun drastis otomatis harus diantisipasi, mengingat volume lalu lintas di atas Jembatan Kleringan teramat padat.
"Jembatan Kleringan itu sudah tua, kekuatannya sekarang tinggal 10 sampai 20 persen saja, sehingga berbahaya," tandasnya, Rabu (19/11/2025).
Hasto menegaskan, kondisi itu menjadi perhatian serius Pemkot Yogyakarta, terutama menjelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Demi keamanan bersama, pihaknya sedang menyusun rekayasa untuk membatasi beban lalu lintas yang melintas di area tersebut.
Salah satu skenario yang disiapkan adalah melarang armada besar, khususnya bus pariwisata, untuk melintasi Jembatan Kleringan menuju Malioboro.
"Saya ke depan tidak membolehkan bus masuk Malioboro lewat Jembatan Kleringan, karena terlalu dekat. Kalau ada bus atau truk lewat situ, rawan," ujarnya.
Baca juga: Puluhan Driver Ojol dari Jogja Ikuti Aksi Nasional di Jakarta, Serukan Pesan Damai
Terkait rencana perbaikan, Wali Kota menyebut, bahwa Detail Engineering Design (DED) untuk rehabilitasi jembatan sebenarnya sudah rampung.
Menurutnya, jika mendapatkan restu dan dukungan anggaran dari pemerintah pusat, pengerjaan fisik bisa dilaksanakan pada tahun depan.
"Itu (anggarannya) bisa sampai Rp12-an miliar. Kami minta ke pusat, minta ke APBN. Sama alternatif ke provinsi juga, tapi masih berjuang," katanya.
"Kalau kita mendapat anggaran, tahun depan (proyek) bisa dilaksanakan. Mestinya satu tahun anggaran, enam bulan bisa selesai," tambah Wali Kota.
Sebagai informasi, Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek memiliki sejarah panjang yang lekat dengan sepak terjang perkembangan Kota Yogyakarta.
Dibangun pada era kolonial Belanda atau kisaran 1920-an oleh Nederlands-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS), jembatan rampung pada 1928.
Keberadaan jembatan di atas Kali Code itu praktis menjadi penghubung vital antara kawasan elit Eropa (Kotabaru) dan pusat ekonomi (Malioboro).
"Kita harus merawat Jembatan Kleringan. Itu nanti rencana diganti total, kalau bisa. Tapi, tidak merusak yang bersifat cagar budaya," ucapnya. (aka)
| Implementasi Larangan Bentor dan Maxride, Wali Kota Yogya: Tunggu Petunjuk Provinsi |
|
|---|
| Ganti 1.000 Bentor Jadi Becak Listrik, Pemkot Yogya Usulkan Anggaran Rp10 Miliar |
|
|---|
| Pemkot Yogya dan BULOG Gelar Pasar Murah di 14 Kemantren, Stabilkan Harga Pangan Jelang Nataru |
|
|---|
| Wacana Pemkot Yogyakarta Alihkan Bentor ke Becak Listrik, Ini Respon Legislatif |
|
|---|
| Jurus Pemkot Yogyakarta Atasi Pengamen Liar di Malioboro, Sudah Ditata Tapi Masih Banyak yang Ngeyel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Kekuatan-Konstruksi-Tinggal-20-Persen-Jembatan-Kleringan-Jogja-Bakal-Direhabilitasi.jpg)