Andalkan Skema Gotong Royong Tanpa APBD, Pemkot Yogyakarta Sukses Bedah 67 RTLH Sepanjang 2025

Pemkot Yogyakarta berhasil merenovasi 67 rumah warga yang kondisi sebelumnya tergolong memprihatinkan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Pemkot Yogyakarta
BEDAH RUMAH - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengawali program bedah rumah di salah satu RTLH penerima manfaat, di Kemantren Umbulharjo, Minggu (23/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Hingga November 2025, sebanyak 67 rumah warga yang kondisi sebelumnya tergolong memprihatinkan kini telah berhasil direnovasi oleh Pemkot Yogyakarta
  • Wali kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, optimistis sisa target renovasi yang sebelumnya telah dicanangkan bisa tuntas sebelum pergantian tahun.
  • Menurut Hasto, pelibatan lintas sektor mulai dari korporasi hingga elemen masyarakat membuktikan efektivitas pembangunan yang bersifat inklusif.

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Skema kolaboratif atau gotong royong yang digulirkan Pemkot Yogyakarta dalam penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menunjukkan hasil positif.

Hingga pekan ketiga November 2025, tercatat sebanyak 67 rumah warga yang kondisi sebelumnya tergolong memprihatinkan kini telah berhasil direnovasi.

Capaian itu diungkapkan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat melanjutkan program bedah rumah di Kemantren Umbulharjo, Minggu (23/11/2025) pagi.

Dalam kesempatan tersebut, ia pun optimistis sisa target renovasi yang sebelumnya telah dicanangkan bisa tuntas sebelum pergantian tahun.

"Kami ingin memastikan seluruh warga Kota Yogya tinggal di rumah yang aman dan layak. Target (renovasi) 100 RTLH tahun ini InsyaAllah bisa tercapai dengan dukungan semua pihak," tegasnya.

Menariknya, program bedah rumah yang digencarkan tersebut digarap secara gotong royong, dan sama sekali tidak melibatkan kucuran APBD.

Konsistensi pun terlihat nyata dalam bedah rumah di Umbulharjo kali ini, di mana tiga hunian sekaligus mendapat sentuhan perbaikan lewat sumber dana yang beragam.

Rumah milik Ratna Ismawati di Warungboto misalnya, direnovasi dengan anggaran Rp35 juta hasil urunan KORPRI Kota Yogyakarta, Mandiri Taspen, hingga perangkat wilayah dan warga sekitar.

Sementara dua rumah lainnya milik Sarwoko di Semaki, dan Suratmi di Muja Muju, dibiayai Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pamela Swalayan senilai total Rp40 juta.

Baca juga: Tepati Janji! Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Copot Seluruh Baliho Bermuatan Wajahnya

Menurut Hasto, pelibatan lintas sektor mulai dari korporasi hingga elemen masyarakat membuktikan efektivitas pembangunan yang bersifat inklusif.

"Dukungan lembaga seperti KORPRI, perangkat wilayah, dan pelaku usaha, menunjukkan bahwa pembangunan sosial dapat berjalan lebih efektif melalui gotong royong," cetusnya.

"Terima kasih unik Pamela Swalayan yang ikut berpartisipasi. Semakin banyak pihak terlibat, semakin cepat pula kita dapat mengentaskan RTLH di Kota Yogyakarta," tambah Hasto.

Terang saja, program yang telah digulirkan Hasto sejak awal menjabat itu mendapat respons luar biasa positif dari Ratna Ismawati, salah satu penerima manfaat.

Ia pun mengaku renovasi ini sangat berarti, mengingat keterbatasan ekonomi membuat perbaikan rumah menjadi hal yang sulit dilakukan tanpa dukungan pemerintah.

"Saya bersyukur dan tidak menyangka, rumah saya akhirnya bisa direnovasi. Sudah lama saya ingin memperbaiki, tapi kemampuan ekonomi sangat terbatas," tandas Ratna.

"Makanya, bantuan dari Pemkot, KORPRI, dan para donatur ini sangat berarti bagi keluarga saya. Semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang ikut membantu," urainya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved