Pemkot Yogyakarta Rekrut 1.017 Penggerobak Sampah, Komitmen Lakukan Pemberdayaan

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan, pihaknya berkomitmen memberdayakan para penggerobak yang direkrut.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
REKRUT PENGGEROBAK - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Pemkot Yogyakarta merekrut 1.017 penggerobak sampah 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta merekrut 1.017 penggerobak sampah yang nantinya bakal ditugaskan menjemput limbah di level rumah tangga.

Peran penggerobak atau biasa disebut transpoter menjadi sangat krusial dalam program pengelolaan sampah berbasis kewilayahan yang digulirkan esekutif.

Oleh sebab itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan, pihaknya berkomitmen memberdayakan para penggerobak yang direkrut.

Dalam artian, ia berharap, transporter ke depan bisa menjadi sebuah prosesi yang menjanjikan, sekaligus memberikan kesejahteraan bagi mereka yang menekuninya.

"Dalam waktu seminggu, jumlahnya naik pesat. Sekarang sudah 1.017. Jadi, saya harus banyak komunikasi dengan penggerobak," katanya, di sela penyerahan bantuan sembako untuk penggerobak di Masjid Pangeran Diponegoro, Kompleks Balai Kota Yogya, Senin (17/3/2025).

Bukan tanpa alasan, ke depannya, Pemkot Yogyakarta bakal merumuskan sebuah kebijakan yang mengarah pada pemberdayaan para penggerobak.

Baca juga: Tidak Muluk-muluk, Penggerobak di Kota Yogyakarta Cuma Berharap Sampah Depo Rutin Diangkut

Dalam kesempatan tatap muka tersebut, Hasto pun melontarkan beberapa pertanyaan pada ratusan transporter yang hadir, terkait keluh kesahnya selama ini.

"Karena kalau mau membuat program pemberdayaan kan harus bertemu dulu, mendengar aspirasinya, selama ini seperti apa, mereka senang tidak jadi penggerobak," ucapnya.

"Saya akan membuat kebijakan untuk mereka ke depan, dengan membuat koperasi dan komunitas. Makanya saya harus dekat dulu, harus bertemu sama teman-teman penggerobak," urai Hasto.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Kota Pelajar itu menyebut, jumlah 1.017 penggerobak sudah sangat memadahi untuk mendukung program sampah berbasis kewilayahan.

Melalui program tersebut, warga masyarakat tidak dapat membuang limbahnya secara langsung ke depo, tapi harus lewat penggerobak dengan cara berlangganan.

"Jumlah RW di kota ada 616. Sehingga, kalau ada 1.017, bisa satu RW dua penggerobak. Misal satu RW ada 500 rumah, ya berat kalau satu penggerobak. Jadi saya kira 1.000 lebih wajar," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved