IIS 2025 : Delegasi Austria Pelajari Praktik Kerukunan dan Toleransi Beragama di Yogyakarta
Kementerian Agama bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri menggelar Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Agama bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri menggelar Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025 yang mengunjungi beberapa kota di Indonesia, salah satunya di Yogyakarta.
Program ini berlangsung delapan hari, mulai 12–20 November 2025, diikuti delegasi 10 orang asal Austria.
“Ini mengusung tema Harmonizing Culture and Religion in Indonesia untuk mempelajari praktik kerukunan dan toleransi beragama di Indonesia,” ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Ahmad Bahiej, Selasa (18/11/2025) di Yogyakarta.
Delegasi Austria, tambah Bahiej, selama satu hari penuh pada Minggu (16/11/2025), berkeliling kota Yogyakarta.
“Pagi mereka mengunjungi Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, lanjut siang ke Keraton Yogyakarta, sore melihat dari dekat kehidupan santri di Pondok Pesantren Bumi Cendekia dan malamnya menikmati suasana Malioboro, jantung kota Yogyakarta,” jelas Bahiej.
Saat di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, delegasi Austria hadir didampingi Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI Hery Susanto, Analis Kebijakan Ahli Madya PKUB Paulus Tasik Galle, dan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY Abd. Suud.
“Delegasi disambut Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Rm. Alexius Dwi Aryanto, Pr dan Staf Formator Seminari Tinggi Rm. Dominikus Sukristiono, Pr,” kata Bahiej.
Sementara saat di Keraton, delegasi melihat lebih dekat bangunan megah dengan arsitektur Jawa yang kental, koleksi museum, dan pertunjukan tari tradisional.
Baca juga: Pesan Pimpinan Baru BRIN: Peneliti Harus Hadir di Lapangan
“Saat di Pesantren Bumi Cendekia, delegasi berjumlah 10 orang dari Austria ini berinteraksi langsung dengan para santri. Mereka bahkan belajar menulis Arab Pegon,” imbuh Kakanwil Ahmad Bahiej.
Pada kesempatan itu, Rm. Alexius Dwi Aryanto menyampaikan lembaganya merupakan seminari pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1936, jauh sebelum Indonesia merdeka.
“Seminari ini mendidik calon pastor untuk Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Purwokerto, dan Keuskupan Ketapang di Kalimantan Barat,” tuturnya.
Perwakilan Delegasi Austria, Alexander Rieger, mengaku cukup sulit belajar Arab Pegon.
“Cukup sulit, tapi lebih sulit belajar aksara Cina,” ungkap Rieger yang juga menjabat Head of the Task Force Dialogue of Cultures and Religions Minister Plenipotentiary Austria ini.
Rieger mengapresiasi inisiatif Indonesia yang memadukan diplomasi, pendidikan, dan keberagaman dalam satu wadah.
Dia juga mengapresiasi Indonesia atas praktik baik toleransi di tengah keragaman masyarakatnya.“Kami melihat Indonesia bukan hanya berbicara tentang toleransi, tetapi benar-benar mempraktikkannya,” terang Alexander Rieger.
Selain dirinya, delegasi Peserta IIS 2025 adalah Mr. Ghobat Shukoor, Mr. Umit Vural, Mr. Till Schönwälder, Mrs. Hermine Schreiberhuber, Mr. Gerhard Weissgrab, Dr. Beate Winkler, Prof. Elif Medeni, Prof. Markus Ladstätter, dan Ms. Larissa Eckhardt. (hda)
| Misteri Hilangnya Berlian "Florentine Diamond" Selama 1 Abad Akhirnya Terungkap |
|
|---|
| Langkah Kemenag Setelah Tragedi Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
|
|---|
| KPK Ungkap Modus Oknum Kemenag Ajak Ustaz Khalid Basalamah Pindah ke Jalur Haji Khusus |
|
|---|
| Kemenag RI Inisiasi Program Berbasis Zakat untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan di Kulon Progo |
|
|---|
| Pemerintah Jalin Komunikasi dengan Kerajaan Arab Saudi, Upayakan Penerbitan Visa Haji Furoda |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/IIS-2025-Delegasi-Austria-Pelajari-Praktik-Kerukunan-dan-Toleransi-Beragama-di-DIY.jpg)