BPBD DIY Siapkan Modifikasi Cuaca untuk Cegah Potensi Bencana Hidrometeorologi

Modifikasi cuaca dilakukan dengan cara memindahkan hujan ke laut guna mencegah potensi bencana di wilayah tertentu.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja.com/Hanif Suryo
ILUSTRASI - Hujan deras disertai angin di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta 

Ringkasan Berita:
  • BPBD DIY menyiapkan skema operasi modifikasi cuaca di sejumlah wilayah atau titik rawan potensi bencana
  • Modifikasi cuaca dilakukan sebagai upaya pencegahan potensi bencana hidrometeorologi
  • Pelaksanaan teknis operasi modifikasi cuaca akan dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sementara BPBD DIY menyiapkan dasar regulasi melalui penetapan status tersebut.

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Operasi modifikasi cuaca (OMC) mulai disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY untuk mencegah potensi bencana hindrometeorologi.

Modifikasi cuaca ini dilakukan dengan cara memindahkan hujan ke laut guna mencegah potensi bencana di wilayah tertentu.

"Kami siapkan operasi modifikasi cuaca (OMC), itu sebenarnya intervensi terhadap kondisi cuaca yang berpotensi menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, hujan yang terlalu lebat," Kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Agustinus Ruruh Haryata, Minggu (16/11/2025).

Ruruh Haryata menyebut rekayasa cuaca itu disiapkan mengingat DIY kini berstatus siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Status tersebut tertuang dalam SK Gubernur DIY Nomor 347/2025 yang berlaku sejak 20 Oktober hingga 19 November 2025 dan dapat diperpanjang menyesuaikan kondisi.

Ruruh menyampaikan, pelaksanaan teknis OMC akan dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sementara BPBD DIY menyiapkan dasar regulasi melalui penetapan status tersebut.

"Kami hanya menyiapkan dari sisi regulasi. Pemda sudah mengeluarkan, melalui Pak Gubernur itu, SK Gub tentang siaga bencana Hidrometeorologi, dari SK itu nanti bisa menjadi dasar BNPB untuk melakukan intervensi OMC tadi," ujarnya.

Dia menyebut penerapan OMC di DIY baru kali pertama dilakukan. 

Teknologi tersebut digunakan untuk mengarahkan potensi hujan lebat yang berada di daratan ke arah laut agar tidak menimbulkan risiko bencana.

"Intinya itu nanti hujan diarahkan, digeser ke laut. Jadi kalau potensi hujan berada di posisi daratan akan digeser, melalui intervensi teknologi, ke laut," ujarnya.

Baca juga: Imogiri Masuk Peta Rawan Banjir, BPBD DIY Perbarui Peta Bencana Hidrometeorologi

Terkait pelaksanaan OMC, bergantung pada prediksi cuaca, utamanya jika muncul indikasi cuaca ekstrem.

"Tergantung cuacanya seperti apa, kalau ada prediksi cuaca yang ekstrem, mungkin BNPB akan melakukan upaya itu," ujar dia.

Ruruh memastikan tidak ada dampak negatif saat nantinya teknologi tersebut diterapkan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved