Ekonomi DIY Tumbuh 5,40 Persen pada Triwulan III 2025, Tertinggi di Pulau Jawa
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, ekonomi DIY pada triwulan III 2025 tumbuh 5,40 persen (yoy).
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Sedangkan pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh signifikan pada triwulan III 2025 sebesar 6,08.
Sementara pada triwulan sebelumnya terkontraksi 0,81 persen.
Pada sektor pertanian, peningkatan tanaman pangan didorong oleh kenaikan produksi ubi yang mencapai 186,99 persen, yang disebabkan adanya kenaikan luas panen dan produktivitas.
Produksi tanaman pangan juga mengalami peningkatan, antara lain produksi cengkeh naik 51,09 persen, produksi kopi arabika naik sebesar 828 persen, dan produksi kakao naik 4,48 persen.
“Produksi peternakan juga mengalami peningkatan, seiring naiknya permintaan daging ayam dan telur untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Perikanan tangkap di pesisir selatan DIY juga meningkat seiring musim ikan layang dan tongkol yang melimpah,” paparnya.
Pada triwulan III 2025, konstruksi menjadi sumber pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha yaitu 0,94 persen, diikuti industri pengolahan sebesar 0,56 persen, jasa pendidikan sebesar 0,54 persen, akomodasi dan makan minum sebesar 0,49 persen, serta sektor lainnya 2,88 persen.
Menurut pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi DIY masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang andilnya mencapai 60,92 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) andilnya 37,65 persen, serta konsumsi pemerintah sebesar 13,06.
“Seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif. Untuk pertumbuhan tertinggi adalah PMTB tumbuh 10,42 persen, LNPRT tumbuh 7,40 persen,” ujarnya.
Herum memaparkan pada komponen konsumsi rumah tangga tumbuh melambat dibandingkan triwulan II 2025.
Pada triwulan III, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,29 persen, sementara triwulan sebelumnya 4,43 persen.
Adanya peningkatan konsumsi yang ditandai oleh Indeks Penjualan Eceran yang naik 4,67 persen secara nasional.
Tak hanya itu, ada peningkatan pembayaran digital melalui QRIS dan transaksi mobile banking.
“Konsumsi rumah tangga meningkat juga karena momen libur sekolah menyebabkan peningkatan aktivitas rekreasi, transportasi, dan penginapan. Kemudian pemakaian listrik PLN ke rumah tangga tumbuh sebesar 1,29 persen,” paparnya.
Pada komponen PMTB yang tumbuh signifikan didorong oleh pembangunan sejumlah infrastruktur fisik yang masih berlangsung.
Ada peningkatan anggaran belanja modal dari APBN, namun dari APBD menurun.
Baca juga: Polda DIY Gelar Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana: Antisipasi Puncak Musim Hujan
| Jumlah Pengangguran di Indonesia Per Agustus 2025 Tembus 7,46 Juta Orang |
|
|---|
| Inflasi Gunungkidul 0,28 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Kenaikan Harga Emas hingga Cabai Merah |
|
|---|
| Kenaikan Harga Emas Hingga Biaya Kuliah Picu Inflasi di DIY |
|
|---|
| MPBI DIY Minta BPS DIY Terlibat Aktif dalam Penetapan Upah Minimum 2026 |
|
|---|
| Pengusaha Optimistis Tapi Minta Perizinan Jangan Berbelit-belit |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.