Ekonomi DIY Tumbuh 5,40 Persen pada Triwulan III 2025, Tertinggi di Pulau Jawa
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, ekonomi DIY pada triwulan III 2025 tumbuh 5,40 persen (yoy).
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Ringkasan Berita:
- Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III 2025 tumbuh 5,40 persen (yoy).
- DIY menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Jawa.
- Hampir semua lapangan usaha tumbuh positif, kecuali pengadaan air dan jasa keuangan yang terkoreksi 0,11 persen dan 0,12 persen.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ekonomi DIY tetap terjaga dan tumbuh positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, ekonomi DIY pada triwulan III 2025 tumbuh 5,40 persen (yoy).
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan sektor utama penggerak ekonomi DIY adalah industri pengolahan dengan andil 11,69 persen, konstruksi dengan andil 10,31 persen, pertanian andilnya 10,12 persen, serta informasi dan komunikasi memberikan kontribusi 9,54 persen.
“Kontribusi dari lima lapangan usaha tersebut memberikan kontribusi sebesar 51,85 persen atau lebih dari separuh perekonomian DIY,” katanya melalui keterangan daring, Rabu (05/11/2025).
Herum melanjutkan hampir semua lapangan usaha tumbuh positif, kecuali pengadaan air dan jasa keuangan yang terkoreksi 0,11 persen dan 0,12 persen.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pertambangan dan penggalian yaitu 8,88 persen, diikuti oleh konstruksi yang tumbuh 8,77 persen, serta jasa lainnya yang tumbuh 7,87 persen.
Berdasarkan kinerja sektor utama di DIY, industri pengolahan pada triwulan III 2025 tumbuh 5,07 persen.
Ada perlambatan jika dibandingkan triwulan II 2025 yang tumbuh 5,25 persen.
Pada industri pengolahan, industri makanan dan minuman tumbuh karena peningkatan kunjungan wisatawan serta peningkatan daya beli masyarakat. Ekspor produk industri makanan dan minuman juga naik cukup signifikan.
“Industri mesin dan perlengkapan, industri furniture, serta industri lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan tumbuh positif, seiring dengan adanya peningkatan permintaan masyarakat. Ekspor berbagai hasil industri pengolahan meningkat, seperti produk tekstil, produk kayu, produk barang dari logam, dan produk mesin dan perlengkapan,” lanjutnya.
Pada sektor konstruksi juga tumbuh melambat dibanding, dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh pembangunan sejumlah infrastruktur fisik yang masih berlangsung, salah satunya proyek Tol Jogja-Solo.
“Kebijakan efisiensi anggaran berdampak terhadap penundaan proyek fisik pembangunan,” sambungnya.
| Jumlah Pengangguran di Indonesia Per Agustus 2025 Tembus 7,46 Juta Orang |
|
|---|
| Inflasi Gunungkidul 0,28 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Kenaikan Harga Emas hingga Cabai Merah |
|
|---|
| Kenaikan Harga Emas Hingga Biaya Kuliah Picu Inflasi di DIY |
|
|---|
| MPBI DIY Minta BPS DIY Terlibat Aktif dalam Penetapan Upah Minimum 2026 |
|
|---|
| Pengusaha Optimistis Tapi Minta Perizinan Jangan Berbelit-belit |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.