Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Berlaku di Dua Daerah di DI Yogyakarta
Dua daerah di DI Yogyakarta telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, yakni Kulon Progo dan Gunungkidul.
Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Ia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya di musim penghujan ini. Terutama yang tinggal di daerah yang rawan longsor, banjir genangan, serta pohon tumbang.
Gunungkidul menyusul
Sementara itu, mengantisipasi peningkatan potensi bencana di musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi mulai November hingga 31 Januari 2026.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Edy Winarta, mengatakan status ini diberlakukan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang kerap terjadi pada akhir tahun.
"Wilayah Gunungkidul mulai diguyur hujan sejak awal November. Namun, potensi bencana sudah muncul sejak masa peralihan dari kemarau ke penghujan,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (3/11/2025).
“Sudah ada dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di awal musim hujan, sehingga harus diwaspadai.
Ia menuturkan, penetapan status siaga akan berlaku selama tiga bulan ke depan.
Draf surat keputusan sudah disiapkan dan tinggal menunggu pengesahan dari Bagian Hukum Setda Gunungkidul.
Selain penetapan status siaga, BPBD juga menyiagakan personel dan peralatan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
“Kami sudah menyiapkan tim reaksi cepat agar bisa segera turun ke lapangan saat terjadi bencana, baik untuk evakuasi maupun penanganan darurat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan bahwa pemetaan wilayah rawan bencana menjadi bagian penting dari upaya mitigasi agar dampak bencana dapat diminimalkan.
Potensi bencana
Berdasarkan hasil pemetaan, potensi banjir berada di sepanjang aliran Kali Oya dan sejumlah titik di Kapanewon Girisubo.
Adapun wilayah yang berisiko longsor terdapat di zona utara, meliputi :
- Kapanewon Patuk
- Kapanewon Gedangsari
- Kapanewon Nglipar
- Kapanewon Ngawen
- Kapanewon Semin, dan
- Kapanewon Ponjong
“Sedangkan untuk angin kencang, potensi risikonya tersebar hampir di seluruh wilayah Gunungkidul,” tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca, antara lain dengan melakukan kerja bakti membersihkan saluran air dan memangkas pohon yang terlalu rindang.
“Yang tak kalah penting adalah memperbarui informasi cuaca dari BMKG sebagai acuan. Tetap berhati-hati dan waspada agar dampak bencana bisa ditekan sekecil mungkin,” pungkasnya.
Aktivitas Gunung Merapi meningkat
| Gelar Dialog Terbuka, Bupati Gunungkidul Ajak Media Jadi Mitra Strategis |
|
|---|
| Inflasi Gunungkidul 0,28 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Kenaikan Harga Emas hingga Cabai Merah |
|
|---|
| Kafe Buka 24 Jam di Wilayah Sleman Berkonsep Natural Modern |
|
|---|
| BPBD Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga Januari 2026 |
|
|---|
| Ratusan Siswa di Ponjong Gunungkidul Keracunan Menu MBG, Dinkes Sebut Proses Pendinginan Tak Tepat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.