Penertiban Becak Motor di Malioboro Bakal Dimulai Bertahap, Pengemudi Minta Solusi Konkret

Ketua Paguyuban Tukang Becak Prasojo, Purwanto, mengaku hingga kini belum menerima informasi resmi mengenai rencana penertiban itu.

TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Ilustrasi : Wisatawan menggunakan jasa becak motor di kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya menjadikan Malioboro sebagai kawasan wisata yang ramah lingkungan membuat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berani mengambil langkah penertiban becak motor.

Meski disebut sebagai langkah penataan, kebijakan ini memunculkan pertanyaan baru: sejauh mana transisi menuju becak listrik dapat mengakomodasi kesejahteraan para pengemudi yang selama ini menggantungkan hidup dari mesin tua di jalanan kota?

Rencana penertiban operasional becak motor di kawasan Malioboro kembali mengemuka setelah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan akan menata moda transportasi tradisional itu secara bertahap.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya menata kawasan wisata utama Yogyakarta agar lebih ramah lingkungan dan nyaman bagi pejalan kaki.

Namun, di balik kebijakan tersebut, muncul kekhawatiran dari para pengemudi becak motor yang telah puluhan tahun mencari nafkah di jantung Kota Gudeg.

Mereka menilai bahwa penertiban ini tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba tanpa solusi yang jelas.

Ketua Paguyuban Tukang Becak Prasojo, Purwanto, mengaku hingga kini belum menerima informasi resmi mengenai rencana penertiban itu.

Ia berharap pemerintah tidak hanya menertibkan, tetapi juga memberikan panduan teknis dan jaminan agar para pengemudi tidak kehilangan sumber penghasilan.

“Selama ini belum diinfo, penertibannya seperti apa dan teknisnya gimana dulu setidaknya,” ujar Purwanto saat dikonfirmasi, Minggu (12/10/2025).

“Sebagai warga negara tentunya kami harus patuh pada aturan pemerintah, tapi di sisi lain pemerintah juga jangan semena-mena sama warganya. Harus ada solusi yang terbaik,” tambahnya.

Purwanto menyebut, wacana penggantian becak motor menjadi becak kayuh bertenaga listrik sebenarnya sudah lama didiskusikan.

Beberapa pengemudi bahkan telah mencoba menggunakan becak listrik. 

Namun, menurutnya, uji coba tersebut belum memberikan hasil yang memadai karena keterbatasan tenaga dan infrastruktur pendukung.

“Kami dan anggota menyuarakan kalau hanya diganti tenaga listrik nanti kekuatannya tidak memadai dan tidak bisa untuk mengangkut beban berat, terutama di tanjakan jalan,” jelasnya.

Paguyuban Tukang Becak Prasojo memiliki sekitar 97 anggota aktif.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved