Malioboro Bersih dari Pengamen Liar, Disediakan 7 Titik untuk Akomodir Seniman Terkurasi
Langkah tersebut ditempuh untuk memastikan kenyamanan pengunjung serta menjaga estetika kawasan wisata ikonik tersebut.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menerapkan kebijakan tegas untuk menertibkan pengamen liar di sepanjang kawasan Malioboro.
Langkah tersebut ditempuh untuk memastikan kenyamanan pengunjung serta menjaga estetika kawasan wisata ikonik tersebut.
Sebagai gantinya, Pemkot Yogyakarta menyediakan tujuh titik lokasi khusus untuk mengakomodasi penampilan para seniman jalanan, dengan syarat harus melalui proses kurasi terlebih dahulu.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan, kebijakan ini adalah bagian dari upaya menjadikan Malioboro 'bersih' secara permanen, tidak hanya saat momen tertentu.
"Makanya, ini sudah jelas, enggak ada pengamen (liar). Pengamen ditentukan lima titik yang di Malioboro ini. Sudah clear. Ini bukan hanya karena hari jadi. Artinya, ya seterusnya begitu lho," ujarnya, Rabu (8/10/2025).
Lima titik yang disediakan untuk pengamen di Malioboro itu meliputi seputaran Pasar Beringharjo, eks Hotel Mutiara, Pintu Barat Kepatihan, Plaza Malioboro, dan Jogja Library.
Di samping itu, Pemkot Yogyakarta juga menambah dua titik lagi di kawasan Jalan Mangkubumi, sehingga total menjadi tujuh lokasi yang tersedia.
Berdasarkan pendataan oleh Dinas Kebudayaan (Disbud), secara keseluruhan terdapat 116 pengamen di sepanjang Tugu Pal Putih hingga Titik Nol Kilometer.
Baca juga: Bahagianya Seniman Jalanan Malioboro, Kembali Dapat Panggung di Pedestrian
Hasto pun menegaskan, jumlah tersebut sudah teramat banyak, sehingga pihaknya menerapkan kebijakan moratorium pengamen, untuk mengantisipasi pendatang baru.
"Ya 116 (pengamen) itu sudah stop. Kalau mau masuk Malioboro, harus dikurasi dulu. Suaranya bagus enggak? Jangan-jangan enggak cocok itu. Jadi, kita kurasi dulu," jelasnya.
Menurutnya, kurasi dilakukan untuk memastikan kualitas penampilan para pengamen, dan berlaku untuk semua jenis penampil, termasuk yang menggunakan angklung atau alat musik lainnya.
Pengamen yang sudah terakomodir dan dikurasi, diharapkan ikut berperan serta dalam memberi edukasi kepada pengamen baru, agar tidak lagi sembarangan beraktivitas di Malioboro.
"Ini sudah dimoratorium, istilahnya. Sehingga, sekarang tidak bisa lagi tiba-tiba datang ke Malioboro, untuk mengamen begitu, enggak bisa," tandas Wali Kota.
Pemkot Yogyakarta juga akan menindak tegas para pengamen liar yang masih beroperasi secara ilegal di luar tujuh titik yang telah ditentukan tersebut.
Aparat gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP mmaupun Jogomaton, akan diterjunkan secara berkelanjutan, untuk melakukan pemantauan dan penertiban.
"Kalau masih ada pengamen (liar), ya ditertibkan itu. Bahkan bisa di-tipiring (tindak pidana ringan). Tapi, ya diberitahu dulu, bahwa tidak boleh ada aktivitas mengamen di sini," pungkasnya. (*)
Bahagianya Seniman Jalanan Malioboro, Kembali Dapat 'Panggung' di Pedestrian |
![]() |
---|
Kata Wali Kota Yogyakarta Usai Penerapan Uji Coba Malioboro Full Pedestrian 24 Jam Penuh |
![]() |
---|
Uji Coba Car Free Day 24 Jam di Malioboro, Ini Evaluasi Wali Kota Yogya |
![]() |
---|
Baru Ada 14 SPPG, Program MBG di Kota Yogyakarta Terkendala Tingginya Harga Sewa Lahan |
![]() |
---|
HUT ke-269 Kota Yogyakarta : Lebih Dekat, Lebih Cepat, Maju Melesat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.