Pemkot Yogya Buka Opsi Uji Coba Berkala Terkait Kebijakan Car Free Day 24 Jam Malioboro
Wawan Harmawan menyampaikan bahwa uji coba sebelumnya menunjukkan kebijakan tersebut perlu dipertimbangkan dan dievaluasi kembali.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta membuka opsi untuk melakukan uji coba berkala, terkait kebijakan car free day (CFD) selama 24 jam penuh di sepanjang kawasan Malioboro.
Kebijakan ini masih terus dievaluasi secara mendalam setelah uji coba perdana dilakukan, pada Selasa (7/9/25) lalu, mengingat adanya sejumlah masukan dari berbagai pihak.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menyampaikan bahwa uji coba sebelumnya menunjukkan kebijakan tersebut perlu dipertimbangkan dan dievaluasi kembali.
Meskipun banyak wisatawan yang merasa senang dengan suasana full pedestrian Malioboro, terdapat pula masukan dari warga setempat atau pemilik toko yang memerlukan atensi khusus.
"Uji cobanya itu kan masih perlu tindakan ulang, dievaluasi ulang. Warga pendatang atau tamu-tamu dari luar senang dan happy. Tapi, banyak juga masukan dari warga setempat atau pemilik toko," katanya, Kamis (9/10/25).
Wawan juga menyoroti, bahwa pedestrianisasi penuh di siang hari belum sepenuhnya efektif, berkaitan dengan kondisi cuaca yang panas dan minimnya pengunjung
Sebagai informasi, Malioboro selama ini memang belum sepenuhnya menjadi kawasan pejalan kaki sepanjang 24 jam. Kawasan itu hanya terbebas dari lalu lalang kendaraan bermotor pada pukul 18.00 - 21.00 WIB saja.
"Makanya, kita juga lihat di siang hari kan belum efektif juga, nggih, karena panas. Tapi, ketika pagi, kemudian begitu masuk sore, masyarakat sangat fun sekali, happy," jelasnya.
Selain efektivitas waktu, kesiapan infrastruktur juga menjadi perhatian utamanya, mengingat kepadatan lalu lintas terjadi di beberapa sirip Malioboro akibat penerapan car free day sepanjang hari.
Sehingga, Wawan menyebut, Pemkot Yogyakarta menyadari penuh, bahwa mengubah Malioboro menjadi pedestrian penuh bukanlah satu hal yang mudah.
"Kesiapan untuk jadi pedestrian itu tidak gampang karena jalur-jalur, sirip-siripnya, itu kan perlu kita persiapkan juga. Misalnya, untuk U-turn-nya mobil, kan harus dua arah," ungkapnya.
Sehingga, pihaknya berencana melanjutkan uji coba secara berkala pada bulan depan, setelah melangsungkan evaluasi menyeluruh terhadap hasil percobaan sebelumnya, serta membenahi ragam kekurangan yang ditemukan.
Dengan begitu, kesiapan Malioboro sebagai kawasan pedestrian penuh yang lebih memanjakan para pejalan kaki bisa digodong secara berkelanjutan.
"Kita insyaallah akan coba kembali untuk bulan depan, setelah hasil yang kemarin kita evaluasi dulu, kita benahi dulu apa-apanya, kemudian kita coba tes lagi," tegasnya.
"Kalau sekarang kan skema idealnya di Malioboro itu seperti apa, kita juga belum tahu, masih terus dievaluasi. Bisa saja full (pedestrian) terus, ataupun full pada hari-hari tertentu," pungkas Wawali. (aka)
Dua Kalurahan di Gunungkidul Belum Terima Dana Desa Tahap II, Terkendala Perbaikan Sistem Pusat |
![]() |
---|
Pemda DIY Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Tangani Kesehatan Mental Remaja |
![]() |
---|
Eko Suwanto Desak Pemda DIY Bentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah |
![]() |
---|
Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata dalam Penanganan Korban Tenggelam & Cidera di Kelurahan Canden |
![]() |
---|
Anton Fase Puji Taktik Van Gastel, Yakin PSIM Yogyakarta Semakin Berkembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.