Produksi Massal dan Lemahnya Pengawasan Dinilai Picu Potensi Keracunan MBG

Dalam temuan UGM, durasi antara proses memasak, pengemasan, hingga konsumsi di sejumlah sekolah kerap melebihi empat jam.

freepik.com
ILUSTRASI - Makan Bergizi Gratis (MBG) 

“Kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci. Tanpa pemahaman dan disiplin terhadap prinsip higiene dan sanitasi, sistem sebaik apa pun tidak akan berjalan efektif,” ujar Citra.

PKT UGM juga menekankan pentingnya pengawasan berlapis dan berkelanjutan.

Menurut Citra, mekanisme kontrol yang jelas, monitoring periodik, serta koordinasi lintas sektor—antara pemerintah daerah, sekolah, dinas kesehatan, dan lembaga pendidikan—harus diperkuat.

“Kolaborasi berbagai pihak mutlak diperlukan agar anak-anak benar-benar mendapat manfaat program tanpa terpapar risiko keracunan pangan. Ini bukan semata soal gizi, tetapi juga soal keselamatan publik,” tegasnya.

Melalui hasil kajian tersebut, PKT UGM berharap pemerintah pusat dan daerah dapat menjadikan momentum ini sebagai evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola program MBG.

Tujuannya, agar pelaksanaan di lapangan benar-benar memenuhi prinsip keamanan pangan dan menjaga kepercayaan publik terhadap program prioritas nasional itu. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved