UNU Yogyakarta dan Indika Foundation Gelar Pameran dan Forum ‘Ruang Riung’

Acara digelar di Kampus UNU Yogyakarta pada 5-13 Oktober 2025, diisi agenda pameran seni, seminar internasional, talkshow hingga lokakarya

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
PAMERAN - UNU Yogyakarta dan Indika Foundation menggelar pameran dan forum Ruang Riung sejak Minggu (5/10/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, melalui Center for GEDSI dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), bersama Indika Foundation dan didukung oleh the King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID), menyelenggarakan 2R: Ruang Riung.

Kegiatan Itu merupakan forum berskala internasional untuk menampilkan dan merayakan inisiatif perdamaian, khususnya yang dipimpin oleh perempuan.

Acara digelar di Kampus UNU Yogyakarta pada 5-13 Oktober 2025 dan diisi agenda pameran seni, seminar internasional, talkshow, lokakarya, serta kunjungan lapangan. 

Hadir para pembicara dan peserta dari kalangan akademisi, tokoh agama, dan pegiat lintas iman dari dalam dan luar negeri.

Direktur Center for Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI) UNU Yogyakarta, Wiwin Rohmawati menyatakan agenda ini sejalan dengan visi kampus untuk berkontribusi pada isu perdamaian dan inklusivitas, sekaligus membuka peluang riset kolaboratif, pertukaran akademik, dan program pengabdian masyarakat.

"Melalui karya seni kreatif, dialog interaktif, dan keterlibatan komunitas, forum ini menyoroti peran penting dialog antaragama dan antarbudaya dalam mendorong perdamaian dan kohesi sosial," ujarnya.

Ia menjelaskan, inisiatif ini bertujuan untuk menyoroti upaya pembangunan perdamaian secara global, khususnya di Asia Tenggara dengan berfokus pada Indonesia dan Thailand. 

Selain itu, forum ini mengangkat tantangan regional yang dihadapi bersama, termasuk intoleransi beragama, kesenjangan gender dalam pembangunan perdamaian, dan kurangnya representasi suara kelompok minoritas.

"Untuk memperluas perspektif negara lain, forum ini akan mengundang pemimpin perdamaian dari jaringan lintas iman Asia Tenggara untuk berbagi wawasan berharga mereka dalam membangun perdamaian dan kohesi sosial," jelasnya.

Selama ini UNU Yogyakarta sebagai kampus berorientasi masa depan, telah menempatkan isu inklusivitas dan perdamaian sebagai perhatian utama. 

"Kami telah membangun jaringan intercity dialogue melalui keterlibatan di KAICIID yang mempromosikan dialog lintas iman dan budaya secara global," tambah Wiwin.

Perwakilan dari KAICIID, sebuah lembaga global pemerhati isu-isu perdamaian, juga akan turut membuka dan mengisi diskusi bersama para pembicara internasional lainnya.

Sebagai upaya memperkuat inisiatif lintas iman dan lintas budaya, secara khusus forum ini menyoroti kiprah kepemimpinan perempuan Buddhis Thailand. 

Hal ini dipaparkan dalam seminar internasional sesi pertama, Senin (6/10/2025), yang bertajuk When Faiths Meet: Muslim–Buddhist Stories from Indonesia & Thailand. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved