Melihat Peninggalan Karya Budaya Sri Sultan HB VIII dalam Pameran Pangastho Aji
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memamerkan karya budaya yang lahir pada semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII bertahta
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memamerkan karya budaya yang lahir pada semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII bertahta.
Karya budaya tersebut dipamerkan dalam pameran bertajuk “Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan”.
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Bendara mengatakan setiap tahun, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar dua kali pameran.
Pada pameran yang berlangsung di Kompleks Kedhaton Keraton Yogyakarta.
“Pameran ini menunjukkan apa saja karya-karya beliau. Di sini ada banyak sekali gambar gajah, ini adalah sengkalan atau perlambangan dari angka 8. Jadi ketika masuk (ruang pameran), akan disambut dengan suara gajah,” katanya, Sabtu (27/09/2025).
Ia menerangkan pameran ini menitikberatkan pada karya budaya, sastra, hingga arsitektur. Pada karya budaya, ada karya tari dan wayang wong yang lahir pada masa Sri Sultan HB VIII bertahta.
Termasuk munculnya topeng dan gaya pewarnaan baju untuk wayang wong yang memudahkan dalam mengenali serta mencerna karakter dalam wayang wong.
Baca juga: Pagelaran Wayang Wong Srikandi Maguru Manah Jadi Rangkaian Pembukaan Pameran Pangastho Aji
Dalam pameran tersebut juga menunjukkan beberapa bangunan di dalam maupun di luar keraton yang direnovasi pada era Sri Sultan HB VIII.
" Banyak karya tari wayang wong yang lahir pada masa beliau (Sri Sultan HB VIII), karakter tokoh juga mudah dipahami. Sebelum beliau (Sri Sultan HB VIII) itu nggak ada (topeng-topeng wayang wong). Kemudian bangunan seperti Gedhong Jene, Bangsal Manis, regol itu karya beliau, yang sekarang bisa kita lihat. Bangunan di luar keraton juga hasil beliau,” terangnya.
Sementara itu, Kurator Pameran Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan, Fajar Wijanarko mengungkapkan ada ruang pamer yang bisa dinikmati pengunjung secara unik, yaitu mengintip foto Sri Sultan HB VIII menari dengan tokoh Ongko Wijoyo.
“Dalam pameran ini juga menunjukkan peran beliau dalam memvisualisasikan hal-hal yang dianggap konsep, yang kemudian dianggap dari pikiran masyarakat Jawa secara utuh. Beliau memvisualisasikan sengkalan-sengkalan,”ungkapnya.
“Karya seni jadi salah satu konten (dalam pameran) yang cukup prominen, lebih tepatnya diplomasi seni. Karena beliau menggunakan dua hal yaitu diplomasi ruang makan dan diplomasi seni untuk bernegosiasi secara politik,” imbuhnya. (maw)
Pagelaran Wayang Wong Srikandi Maguru Manah Jadi Rangkaian Pembukaan Pameran Pangastho Aji |
![]() |
---|
Kisah Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Dagang Buku Pasar Buku Taman Pintar |
![]() |
---|
Bukan Dirayah, Nyadhong Gunungan Garebeg Mulud Keraton Yogyakarta Ajak Warga Sabar Menerima Berkah |
![]() |
---|
Ritual Raja Kraton Yogyakarta Jejak Tumpukan Bata Rangkaian Maulud Nabi Muhammad |
![]() |
---|
Kisah Mbah Korit, 26 Tahun Tak Pernah Absen Ikuti Tradisi Grebeg Maulud |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.