Gedung Rusak saat Demo, Layanan SKCK hingga Pengaduan di Polda DIY Ditutup Sementara

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan menyampaikan rasa prihatin terhadap aksi penyampaian pendapat dengan anarkis

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Ahmad Syarifudin
TERBAKAR: Api membara di halaman Polda DIY di tengah aksi demontrasi, pada Sabtu (30/8/2025) dini hari. Aksi bakar oleh massa mengakibatkan layanan SKCK dan pengaduan Polda DIY harus ditutup sementara. 

Masyarakat juga diimbau tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh ajakan atau informasi yang bersifat provokatif, terutama melalui media sosial.

"Kami memahami keresahan yang terjadi di masyarakat saat ini, namun kami mengimbau untuk dapat menyampaikan aspirasi dengan tidak melakukan tindakan anarkis yang justru akan merugikan banyak pihak," kata Ihsan. 

"Mari sampaikan aspirasi dengan aman dan tertib, serta senantiasa bersama menjaga Daerah Istimewa Yogyakarta yang kita cintai ini tetap aman dan kondusif," sambungnya. 

Sebagimana diketahui, aksi solidaritas atas meninggalnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang berlangsung semalaman di Mapolda DIY diwarnai kericuhan. Massa aksi yang tidak terkendali merusak bahkan membakar kendaraan yang tengah terparkir di depan Polda. Gedung SPKT hingga videotron hangus terbakar. 

Sepanjang malam massa bertahan di jalan depan Polda, memblokade Ringroad dari simpang empat Condongcatur, Depok. Massa sesekali merangsek masuk ke area pagar Polda. Namun dihalau petugas dengan tembakan gas air mata. Rentetan kembang api yang berasal dari dinding sayap timur juga terus menerus menghujani massa. 

Massa mundur ke arah selatan hingga barat. Namun setelah gas air mata hilang, massa kembali merangsek kembali, berkumpul di depan Polda. Proses ini terus berulang hingga larut malam. Massa tetap bertahan dan berkumpul di sepanjang Ringroad, yang merupakan jalan depan Polda. Mereka membuat api dan melontarkan kata-kata kekecewaan. Sementara dari balik pagar markas polisi, kendaraan taktis hingga satuan pengendali massa siaga

Menjelang tengah malam, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X datang ke Mapolda DIY dengan membelah kerumunan massa. Kedatangan Raya Yogyakarta itu disambut gegap gempita massa. Lagu buruh tani menggema. 

Sampai di gedung Polda, Sultan langsung berkoordinasi dengan Kapolda DIY, kemudian berdialog dengan perwakilan massa aksi, hingga terjadi kesepakatan untuk menurunkan eskalasi. Tuntutan dari perwakilan massa menghendaki agar teman-teman mereka yang sempat ditahan supaya dibebaskan, kemudian meminta Ngarso Dalem keluar menemui massa untuk mendinginkan situasi. 

Diiringi Gending
Di tengah gelapnya malam, suara gending dari pengeras suara menggema di Mapolda DIY. Bagi masyarakat Yogyakarta, suara gending sebagai tanda akan kehadiran Raja. Sultan berjalan kaki menemui massa di halaman Polda. Melihat kehadiran Ngarso Dalem, massa mengumpul dan mau duduk mendengarkan apa yang hendak disampaikan. 

Di hadapan massa, Sri Sultan menyampaikan, pihaknya menghargai perjuangan massa aksi yang menginginkan adanya perubahan demokrasi di tanah air.

"Saya Hamengku Buwono X menyampaikan dalam kesempatan ini, saya menghargai apa yang anda semua lakukan. Apa yang anda semua lakukan itu salah satu dari keinginan kita bersama untuk tumbuhnya demokrasi.Saya pun sepakat dengan itu," kata Sultan, yang disambut tepuk tangan massa. 

Kendati demikian, Sultan berharap demokratisasi dilakukan dengan baik untuk mendidik semuanya. Sebab di Yogyakarta ini tidak ada kebiasaan terjadi kekerasan-kekerasan di dalam membangun demokrasi. Kepada massa, Sultan menawarkan bantuan untuk bersama-sama menyampaikan aspirasi atas kondisi demokrasi tanah air saat ini.

"Kalau tenaga, pikiran saya dibutuhkan silakan, tapi saya harus dapat suratya untuk diskusi ke pemerinrah pusat. Tapi kalau datang ke kantor saya menyerahkan surat, ya cukup dua tiga orang saja, jangan semuanya," ujarnya. Di akhir pertemuan itu, Sultan juga meminta massa mengakhiri aksi dan pulang untuk istirahat.

Sabtu pagi demontrasi selesai. Mapolda DIY dibersihkan dengan melibatkan beragam unsur mulai dari TNI, petugas kebersihan, pemadam kebakaran hingga masyarakat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman juga turut membantu proses pembersihan dengan menerjunkan puluhan personel. 

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Sugeng Riyanta mengatakan, pihaknya menerjunkan lebih kurang 60 personel dengan membawa 7 armada angkut dump truk. Petugas kebersihan dari Pemkab Sleman datang untuk membantu proses pembersihan pasca demontrasi, atas intruksi langsung dari Bupati Harda Kiswaya. 

"Tugas yang utama adalah membantu membersihkan, agar tidak terlihat kotor," katanya. 

Petugas membersihkan semua area dilingkungan Polda DIY. Sampah sampah dikumpulkan. Menurut Sugeng, sampah material akan digunakan untuk uruk di satu tempat yang telah disiapkan. Sedangkan untuk material lain tetap akan menjadi aset Polda DIY. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved