Keracunan Pelajar di Wates Kulon Progo Dipastikan karena Kontaminasi MBG, Ini Hasil Labnya

Menurut Arif, temuan tersebut memastikan makanan MBG yang dikonsumsi para pelajar saat itu sudah terkontaminasi bakteri.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
HASIL LAB: Kepala Bidang P2P, Arif Mustofa dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Sri Budi Utami saat memaparkan hasil pemeriksaan laboratorium di Kantor Dinkes Kulon Progo, Rabu (20/08/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo telah menerima hasil pemeriksaan sampel makanan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menyebabkan keracunan makanan pada ratusan pelajar di Wates. Peristiwa ini terjadi pada akhir Juli lalu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kulon Progo, Arif Mustofa menjelaskan sampel makanan diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta.

Selain makanan, sampel diambil dari cairan muntahan dan feses dari pelajar yang bergejala.

"Ada 3 kloter sampel makanan yang diambil, yang berasal dari nasi putih, daging ayam, sayur tumis, tahu goreng, dan semangka," jelas Arif di Kantor Dinkes Kulon Progo, Rabu (20/08/2025).

Berdasarkan pemeriksaan BLKK, ditemukan 3 bakteri dalam sampel makanan yaitu E. Coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus Cereus.

Pada cairan muntah ditemukan Bacillus Cereus, dan di feses terdapat E.Coli.

Menurut Arif, temuan tersebut memastikan makanan MBG yang dikonsumsi para pelajar saat itu sudah terkontaminasi bakteri.

Namun pihaknya tidak bisa menarik kesimpulan penyebab utama masuknya bakteri ke makanan.

"Penyebabnya multifaktor, bisa dari bahan baku, penyimpanan, pengolahan, pengemasan, atau saat konsumsi di sekolah," ujarnya.

Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami mengatakan sudah menginformasikan hasil lab ke pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait.

Ia meminta agar pengelola SPPG mengolah makanan sesuai prosedur.

Pihaknya pun hanya bisa memberikan imbauan, sebab pelaksanaan MBG sepenuhnya masih menjadi wewenang pemerintah pusat.

Pemerintah daerah belum diberikan wewenang untuk terlibat di dalamnya.

"Kami tidak ada kewenangan untuk mengatur atau mengkoordinasikan SPPG, hanya bisa memberikan imbauan," kata Budi.

Data Dinkes Kulon Progo menyebut ada 497 pelajar di Wates yang mengalami gejala keracunan makanan seperti diare dan muntah-muntah.

Satu di antaranya sampai harus dirawat inap di RSUD Wates selama 3 hari karena gejala tersebut.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved