Efek Larangan Study Tour

Efek Larangan Study Tour : Jip Merapi Kembalikan Uang Muka Rp700 Juta Hingga Nombok Jika Beroperasi

Mereka terpaksa mengembalikan uang muka pemesanan hingga Rp700 juta karena pembatalan massal dari sekolah-sekolah asal Jawa Barat

|
Ist
Efek Larangan Study Tour : Jip Merapi Kembalikan Uang Muka Rp700 Juta Hingga Nombok Jika Beroperasi 

Sebelum pandemi dan kebijakan larangan study tour, satu armada bisa mendapat 10 lebih trip dalam seminggu. Kini?

"Paling banter 3-4 kali, itu pun enggak pasti," imbuhnya.

Efek Domino yang Menyakitkan

Tak hanya larangan dari Jawa Barat yang menghantam.

Efisiensi anggaran sekolah, menurunnya daya beli masyarakat, dan berakhirnya musim liburan membuat situasi makin rumit.

"Beberapa bulan lalu kami masih terbantu long weekend. Tapi sekarang semua serba berat," ucap Eko Nurcahyo, Ketua Komunitas MGM Adventure, salah satu basecamp jip di kawasan Museum Gunung Merapi.

Di MGM, yang memiliki 70 armada, penurunan kunjungan diperkirakan mencapai 60-70 persen. Meski demikian, belum ada anggota yang menjual jip atau keluar dari komunitas.

Semangat bertahan masih dipegang teguh.

"Untuk sekarang, masih cukup buat makan. Tapi buat kebutuhan lain, ya belum bisa. Kami belum menyerah, tapi kondisi memang memaksa kami lebih realistis," ujar Eko yang juga Direktur Operasional Bumkal Merapi Sejahtera Hargobinangun.

Asosiasi kini tengah mencari berbagai skenario alternatif.

Dari menggandeng travel lokal, menjajaki pasar wisatawan umum hingga mencoba menjual paket wisata yang lebih ramah kantong.

Namun semua pihak sadar, tanpa dukungan regulasi yang lebih ramah terhadap sektor pariwisata lokal, pemulihan tak akan mudah.

"Larangan itu mungkin punya niat baik untuk pendidikan karakter. Tapi efeknya sangat besar untuk kami di lapangan," tutup Dardiri. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved