Sopir Jip Wisata Merapi Beralih Jadi Peternak dan Petani Efek Larangan Study Tour
Sebagai sopir yang bukan pemilik armada, Joko hanya mendapat penghasilan jika ada trip jalan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Hari itu, mentari mulai condong ke barat, menyinari deretan jip wisata yang terparkir rapi di basecamp MGM Adventure, Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta.
Di antara armada yang diam, Joko Wahyono duduk termenung di mobilnya.
Sehari penuh menunggu, namun baru sekali ia mengantar wisatawan.
“Baru narik sekali, itu pun reguler,” katanya pelan, Rabu (23/7/2025).
Reguler adalah istilah bagi wisatawan yang datang langsung ke basecamp tanpa melalui agen atau biro perjalanan.
Jenis pengunjung yang kini menjadi satu-satunya harapan bagi pemandu jip seperti Joko.
Sebagai sopir yang bukan pemilik armada, Joko hanya mendapat penghasilan jika ada trip jalan.
Upahnya pun bervariasi, bergantung panjang-pendeknya rute yang dipilih wisatawan.
Baca juga: Efek Larangan Study Tour : Jip Merapi Kembalikan Uang Muka Rp700 Juta Hingga Nombok Jika Beroperasi
Tapi rata-rata, ia hanya menerima sekitar Rp75 ribu sekali jalan, sudah dipotong biaya operasional dan jatah untuk pemilik armada.
"Dulu seminggu bisa 10 kali jalan. Sekarang paling 3 atau 4 kali. Itu pun kalau beruntung,” ucapnya sambil menunduk.
Wisata Jeep Merapi, atau juga dikenal sebagai Lava Tour Merapi, adalah kegiatan wisata petualangan di sekitar Gunung Merapi, Yogyakarta.
Wisata ini mengajak pengunjung untuk menjelajahi bekas area erupsi Gunung Merapi dengan menggunakan mobil jeep.
Pengunjung akan diajak mengunjungi berbagai tempat menarik seperti museum mini sisa hartaku, batu alien, bunker, dan rumah Mbah Maridjan, sambil menikmati pemandangan alam dan sensasi berkendara off-road.
Pemandu Beralih Menjadi Petani dan Peternak
Lesunya sektor wisata jip ini memaksa banyak pemandu seperti Joko untuk mencari penghasilan tambahan.
Mural One Piece Sebentar Saja Menempel di Tembok Kampung Triharjo, Hilang Setelah Didatangi Aparat |
![]() |
---|
Keresahan Pemilik Kafe di Bantul Soal Aturan Denda Royalti Musik |
![]() |
---|
Kafe di Sleman Pilih Sunyi dan Putar Radio Imbas Takut Denda Royalti |
![]() |
---|
Khawatir Langgar Hak Cipta, Pemilik Kafe di Yogyakarta Pilih Tak Putar Musik |
![]() |
---|
Pengelola Kafe di Kulon Progo Pilih Tunggu Kejelasan Regulasi Soal Royalti Pemutaran Lagu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.