Pemkot Yogyakarta Terus Berupaya Tekan Volume 70 Ton Sampah Per Hari
Dengan kemampuan pengolahan sekitar 190-200 ton, diperlukan pengurangan sampah di hulu atau dari sumbernya hingga 60-70 ton per hari.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya pengurangan sampah di hulu ditempuh Pemkot Yogyakarta untuk menyeimbangkan tingkat produksi dan kapasitas pengolahannya.
Strategi dilakukan dengan pemilahan lanjutan di depo, di mana sampah residu dibawa ke Unit Pengolahan Sampah (UPS), anorganik ke Bank Sampah Induk, kemudian organik dibawa offtaker.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, mengungkapkan produksi sampah di Kota Yogyakarta per hari mencapai 260 ton.
Maka, dengan kemampuan pengolahan sekitar 190-200 ton, diperlukan pengurangan sampah di hulu atau dari sumbernya hingga 60-70 ton per hari.
"Hasilnya, di Depo Mandala Krida, Lapangan Karang dan THR Purawisata, per hari volume sampah yang dibawa ke UPS turun berkisar antara 0,7 sampai 1 ton," tandasnya.
Bahkan, hasil uji coba pemilahan oleh penggerobak di Depo Kotabaru, berdampak lebih besar pada pengurangan sampah yang dibawa ke UPS, sekitar 1-1,3 ton per hari.
Baca juga: Minimalisir Volume Sampah Menuju UPS, Pemkot Yogyakarta Kebut Upaya Pemilahan di Depo
Menurutnya, strategi tersebut lebih bisa menekan volume sampah yang dibawa ke UPS, ketika limbah yang dibawa penggerobak ke depo sudah terpilah.
"Apalagi, ketika dari tingkat rumah tangga yang dibawa penggerobak sudah terpilah, tidak ada barang plastik dan kaca yang masuk ke depo," cetusnya.
Lebih lanjut, Agus menerangkan, penyaluran sampah anorganik terpilah bernilai ekonomis dilakukan melalui bank sampah unit di setiap RW atau mitra daur ulang lainnya.
Sedangkan limbah yang tidak punya nilai ekonomis akan dibawa penggerobak ke depo sesuai jadwal menggunakan kantong hitam.
"Sampah organik diolah masing-masing menggunakan metode komposting, baik itu ember tumpuk, losida, maupun biopori," terang Agus.
"Kalau tidak memilki lahan pengolahan, dibawa penggerobak secara terpisah menggunakan plastik putih atau bening. Dipisah sampah sisa makanan atau basah, serta sampah non makanan atau kering," pungkasnya. (*)
Kota Jogja Kekurangan Personel Ulu-ulu Aliran Sungai, Cuma Ada 80 Kebutuhan Ideal 300 |
![]() |
---|
Perkuat Layanan Kependudukan, Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Dorong Perluasan Unit ADM |
![]() |
---|
Pemkot Semarang dan Yogyakarta Perkuat Kerja Sama Budaya lewat Pameran 'Rumah Semarang' |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Alokasikan Anggaran Rp89,3 Miliar untuk Penanggulangan Kemiskinan |
![]() |
---|
Angka Kemiskinan Yogya Ditarget Turun Jadi 5,8 Persen di 2025, Fokus 'Babat' 4 Kemantren Prioritas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.